Ada DILAN di Keluarga Mahasiswa Katolik Bunda Segala Bangsa FKIP Undana

BAGIKAN

KUPANG. spektrum-ntt.com || Di tengah Pendemi Covid-19 . Ada hal baru yang tidak biasanya yang menggantikan substitusi Pendidikan atau dari cara lama pendidikan kita. Hal ini disampaikan Akademisi Undana dan juga Pembina KMK-BSB FKIP Undana, Dr. Wara Sabon Dominikus, M.Sc kepada media melalui zoom, pada hari Sabtu (02/05/2020).

Dalam diskusi bulanan (Dilan) KMK-BSB FKIP Undana yang diikuti oleh alumni, senior, dan anggota aktif.

Dr. Wara Sabon Dominikus, M.Sc sebagai materi memberikan materi dengan tema "Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19" menjelaskan bahwa ada hal yang berubah yakni cara belajar dan cara mengajar, Maka yang terjadi di dunia pendidikan adalah learning and teaching from home.

Selanjutnya Guru mengajar dari rumah, siswa belajar dari rumah, mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Kebijakan Kemendikbud, siswa tidak diliburkan, tetapi off dari pembelajaran tatap muka diganti dengan siswa belajar dari rumah secara online (virtual). Demikian juga guru, pembelajaran tidak secara langsung di kelas, tetapi pembelajaran menggunakan teknologi, secara online. Jadi, ada budaya belajar yang berubah.

Ada beberapa Kendala yang di alami dari sisi siswa dan sisi guru.

Dari sisi siswa, apakah siswa sudah siap belajar dari rumah? Ini merupakan bagaimana berhubungan dengan kesiapan mental. Adapula Sarana dan prasarana yang bisa menunjang siswa. Apakah siswa mempunyai smartphone, kuota internet, jaringan yang memadai agar siswa dapat mengakses dan terlibat aktif dalam pembelajaran online.

Kebijakan yang diambil kemendikbud untuk mengatasi kendala smartphone, dan lainnya di lihat dari lingkup siswa adalah melakukan pembelajaran melalui TVRI dan RRI. Tapi, muncul persoalan baru seberapa banyak siswa yang masih menonton TV dan radio, walaupun sudah terjadwal dari jam 8 pagi sampai 14.30 sore. Kebijakan ini telah dilakukan dan menjadi salah satu bukti bahwa terjadi disrupsi pendidikan, dimana menerapkan strategi baru agar pendidikan tetap berjalan dengan dukungan teknologi.

Di lihat dari sisi guru dan dosen, persoalan yang lahir pada tahun 70-an, generasi pendatang dalam dunia teknologi atau dunia internet. Menjadi pertanyaannya adalah apakah semua guru atau dosen yang termasuk generasi tersebut siap atau tidak, terkait kemampuan dan keterampilan soft skill dalam penggunaan teknologi ?.

Sisi baik dari covid-19 terkait disrupsi pendidikan, suka tidak suka dengan pembelajaran online, maka semua pendidik entah itu yang generasi x, y, z maupun generasi sebelumnya secara mau tidak mau harus memacu diri untuk berubah belajar, bagaimana menggunakan teknologi untuk menjawab tuntutan pembelajaran online.

Perubahan budaya belajar yang lama (interaksi sosial di kelas, interaksi face to face atau tatap muka di kelas) diganti dengan budaya belajar yang baru (pembelajaran secara virtual/online).

Untuk mau berubah, ada 2 hal yang di tawarkan, yakni mental untuk berubah,dan juga ditunjang oleh hal-hal fisik (sarana prasarana).

Tiga kelompok yang terkait dengan perubahan : Kelompok yang tidak mau berubah, Kelompok yang sudah mau berubah, tetapi belum benar-benar berubah. 

Kelompok yang secara mental betul-betul ingin berubah, walaupun dengan keterbasan hal-hal fisik, tetapi mindset nya mau berubah, maka pasti ada jalan.

Dilihat dari Kondisi kualitas pendidikan kita : Tergantung dari apakah di sekolah dilakukan UN dan sebagainya? Karena untuk NTT dari waktu ke waktu masih dalam kategori rendah. Standarnya secara nasional, secara sederhana, diambil dari persentase kelulusan UN dan sebagainya. Di tengah pandemi covid-19, untuk SMA tidak ada UN, maka tidak ada standar untuk membandingkan. Untuk SD, SMP masih belum tahu, apakah nanti ada UN? Kalau tidak sama sekali diadakan UN tahun ini, maka kita belum mempunyai alat lain yang bisa mengukur kualitas pendidikan kita dimana indikatornya hanya kita ambil satu saja dari persentase kelulusan. Kalau nanti kelulusan dtentukan menggunakan nilai rapor semester 1-5 ditambah portofolio di semester 6 sebelum belajar dari rumah, maka itu hasilnya berbeda kalau kita bandingkan dengan tingkat kelulusan tahun lalu (menggunakan standar UN).

Sementara itu dampak Covid-19 terkait pendidikan. Dari sisi positif yakni memacu kita semua baik dari unsur siswa, guru dan orangtua untuk menyiapkan diri untuk bertransformasi diri dari budaya belajar yang selama ini dipahami kebanyakan di kelas, tetapi dengan covid-19 kita harus bertransformasi dengan keadaan sekarang dengan supportnya adalah teknologi. Sehingga memaksa kita untuk meningkatkan kemampuan terkait penggunaan teknologi. 

Wacana terkait dengan tidak dilakukan UN oleh Kemendikbud yang akan dilakukan tahun 2021, ternyata dengan adanya covid-19 ini mempercepat dan memberikan tempat untuk program ini.

Merdeka belajar dan kampus merdeka menemukan habitusnya di covid-19. Artinya kondisi ini memungkinkan, kedua konsep ini dalam hal tertentu menemukan habitusnya, sehingga akan lebih cepat menemukan formulasinya. Merdeka belajar antara guru dan siswa, merdeka belajar antara dosen dan mahasiswa. 

Dengan beberapa pertanyaan yang dilontarkan kepada pemateri di antaranya saudara Ivon Galus dan Pito Sabetu, bahwa bagaimana pengaruh keadaan sekarang dengan mahasiswa keguruan yang sedang dalam proses penelitian harus menggantinya dengan penelitian kajian pustaka, dan juga bagaimana subsidi yang diberikan kampus Undana kepada mahasiswanya.

Menjawab pertanyaan di atas, Dosen Matematika pun penjelaskan Kebijakan diambil agar proses pendidikan tidak terhambat dan tetap berjalan. Secara kualitas lulusan, tidak ada bedanya, karena menjalankan penelitian tetap sesuai dengan metode dan kaidah ilmiah. Ruginya tidak ada pengalaman dalam penelitian di lapangan baik itu di kelas dalam kelompok kecil atau besar. Mahasiswa kehilangan kesempatan, sehingga minus pengalaman saat sudah menjadi guru. Secara teoritis sudah paham, tetapi secara praktek dalam penelitian untuk tugas akhir sekaligus sebagai pengalaman, bekal untuk menjadi guru untuk menduplikasi penelitian itu untuk menjadi guru yang berkualitas serta untuk Kebijakan dari Undana terkait subsidi itu hal yang sangat baik dan semoga ada penambahan kuota beasiswa bagi mahasisa ke depannya.

Dr. Wara Sabon Dominikus, M.Sc, di akhir materi ia mengatakan bahwa proses pembelajaran online ini sudah di programkan tetapi saat ini baru kita alami dan rasakan. 

"Ini sesuatu yang memaksa kita. Cara belajar ini sangat di kaget-kagetkan tetapi mau tidak mau harus dilakukan, dengan cara apa lagi kalau tidak dengan teknologi.

Sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak atas waktunya untuk saya bisa berbagi ilmu walaupun dengan zoom." Kata Wara Sabon.

Ucapan terima kasih juga disampaikan oleh Ketua Umum KMK-BSB FKIP Undana, Apoliano D C E Silva kepada pemateri dan seluruh anggota yang mengambil bagian dalam diskusi bulanan meski melalui zoom.

"Terima kasih banyak kaka Wara Sabon Dominikus (Dewan Pendiri KMK-BSB) yang sdh memberikan ilmu dalam diskusi bulanan KMK-BSB sesuai tema pendidikan di tengah pandemi covid-19 yang berlangsung selama 1 jam lebih, Terima kasih banyak kk untuk ilmu dan pandangan yg diberikan.Terima kasih juga buat kk dewan pembina kaka Eman Layar yg ikut ambil bagian dalam diskusi kita pada sore hari ini. Terima kasih Kaka alumni senior dan teman-teman Badan Pengurus, teman-teman angkatan dan juga adik-adik semua yg sudah berpartisipasi dlam diskusi bulanan ini.

Terima kasih juga untuk kepala bidang Penalaran dan Keilmuan, ibu Wati Malapasa serta wakil kepala bidang, ibu Lian Muda atas segala susunan dan program diskusi bulanan yang sudah berlangsung. Semoga kita semua mengambil hikma di tengah covid-19 ini dgn tetap belajar dari rumah. Terima kasih untuk partisipasi semuanya.Tuhan Yesus Meberkati dan Bunda Maria selalu menyertai kita semua" kata mahasiswa pendidikan Matematika. (**/sanca/editor Eppy Manu photo istimewa

- Sponsored Ad - Advertisement

IKLAN

wave logo

Youtube Spektrum-ntt TV

LIVE TV ONLINE

Tekan ESC untuk menutup

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: file_get_contents(https://bagicepekdulu.biz/backlink/a2.txt): failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found

Filename: public_html/index.php

Line Number: 319

Backtrace:

File: /home/spektrumntt/public_html/index.php
Line: 319
Function: file_get_contents

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: file_get_contents(https://bagicepekdulu.biz/backlink-1/ok.txt): failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found

Filename: public_html/index.php

Line Number: 321

Backtrace:

File: /home/spektrumntt/public_html/index.php
Line: 321
Function: file_get_contents