SIKKA. SPEKTRUM-NTT.COM || Anggaran operasional untuk Tim Relawan Untuk Kemanusiaan (TRUK) yang bersumber dari APBD Sikka yang selama ini dianggarkan sebesar 75 juta, kini dipotong menjadi 20 juta per tahun.
Pemotongan dana operasional sebesar 55 juta ini dilakukan dengan alasan rasionalisasi anggaran padahal penetapan alokasi anggaran tersebuat sudah dituangkan dalam MOU antara Pemerintah dan TRUK.
“Salah satu hal yang dibicarakan tadi selain catatan akhir tahun yaitu untuk operasional Shalter Santa Monika TRUK. Selama ini anggaranya sebesar 75 juta tapi sekarang dipotong menjadi 20 juta per tahun dengan alasan rasionalisasi”, Ungkap Koordinator TRUK, Sr. Fransiska Imakulata, SSpS, usai melakukan RDP dengan Komisi III DPRD Sikka, Rabu (16/2/2022)
Terhadap pemangkasan dana operasional ini, Sr. Ika sapaan akrabnya mengatakan, bahwa pihaknya merasa sangat kecewa dan merasa menyedihkan terhadap pemangkasan anggaran ini. Menurutnya, besarnya anggaran yang dipangkas ini tidak sebanding dengan kompleksitas penanganan kasus perempuan dan anak di Sikka ini.
Menurut St. Ika, persoalan kemanusiaan merupakan hal utama dan terpenting yang harus diperhatikan karena tersebut sejalan dengan visi Bupati Sikka yaitu menuju Sikka bahagia dengan terjaminnya hak-hak dasar, mulai dari hak kesehatan, mendapatkan perlindungan, dan mendapatkan pendidikan.
“Jadi kalau sikka bahagia apa indikatornya seperti ini? yang jelas terjaminya hak-hak dasar masyarakat”, Ungkapnya.
Di sisi lain, Sr. Ika melanjutkan, berdasarkan catatan dan laporan tahunan bahwa DPRD Sikka cukup berjuang dalam upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak dibuktikan dengan sikap politik dan juga Peraturan daerah tentang perlindungan terhadap perempuan dan anak, namun sayangnya hal tersebut tidak diimbangi dengan dukungan anggaran yang memadai.
Walaupun dipotong alokasi anggarannya, Sr. Ika menyatakan pihaknya akan terus memperjuangkan dan mendampingi korban kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Penulis : Orinus