ENDE. spektrum-ntt.com || Sudah jatuh tertimpa tangga pepatah itu pantas disematkan kepada Dismas Turibio Pala, warga RT 012/005 Tanarhi, Kelurahan Rewarangga Selatan, Kecamatan Ende Timur, Kabupaten Ende.
Kepada Media Senin, (27/07/2020) Ia menyampaikan jika selama ini masyarakat kecil sangat merasakan dampak dari covid-19. belum selesai wabah tersebut, masyarakat Ende diresahkan dengan virus yang menyerang hewan peliharaan mereka yaitu babi.
“selama ini kami Masyarakat kecil sangat merasakan dampak dari Covid-19, belim selesan kini datang lagi virus yang belum diidentifikasi yang menyerang babi” jelasnya
Ia mengungkapkan bahwa dari 39 ekor babi peliharaannya, dalam satu minggu sudah 24 ekor babi yang mati. sehingga dirinya bingung bagaimana cara menyelamatkan hewan peliharaannya.
" Saya punya babi ada 39 ekor Pak, dalam satu minggu terakhir sudah mati 24 ekor, yang terdiri dari 11 ekor induk dan 13 anak nya, saya bingung mau bagaimana lagi cara menyelamatkanya” ungkapnya
Dikatakan bahwa gejala awal pada penyakit babi tersebut adalah, nafsu makan menurun kemudian dilanjutkan dengan kejang-kejang yang berkepanjangan dan akhirnya mati.
Dirinya telah berupaya dengan berbagai cara pengobatan secara tradisional, namun upaya tersebut belum menuai hasil. sehingga banyak masyarakat kewalahan, dan hanay menunggu jika hewan peliharaan mereka mati, maka akan dikuburkan.
“Saya sudah berupaya dengan cara - cara tradisional dan seadanya, namun upaya tersebut tidak menuai hasil, saya sudah bingung Pak.. tidak tau lagi mau berbuat apa tinggal menunggu babi yang masih hidup mati dan kemudian kami kuburkan” Jelasnya
Lanjutnya dengan adanya angka kematian babi yang cukup tinggi di Kabupaten Ende, dirinya berharap pemerintah daerah melalui Dinas Peternakan untuk segera turun tangan membantu masyarakat dalam memerangi virus yang menyerang binatang peliharaan masyarakat.
“saya berharap Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas terkait segera turun tangan untuk membantu Masyarakat sebagai upaya prefentif (pencegahan) dan membantu menemukan jenis virus dan vaksinnya, tutupnya.
Sementara itu sampai sejauh ini Dinas Pertanian dan Peternakan belum bisa dihubungi.(**
Penulis Teja Rango
editor EppyM photo istimewa