MAUMERE.spektrum-ntt.com || Mencegah penyebaran covid-19, Desa Gera kecamatan Mego Kabupaten Maumere lakukan ritual adat untuk mengusir wabah penyakit dan juga bencana kelaparan yang mengakibatkan korban jiwa Ketika ditemui media, Vincent Tanga selaku tua adat ( Mosalaki) dari wilayah Watu Pebi Tana Sipi Detu yang disaksikan oleh tua adat dari mase Gera bersama masyarakat dan pemerintah Desa melakukan acara ritual adat di Dagegebo Desa Gera kecamatan Mego (03/04/2020). Ketika dimintai keterangan, Vinsen Tanga mengatakan bahwa upacara adat ini atau dalam bahasa adat"Joka Segu" merupakan salah satu ritual adat yang sudah dilakukan dan diwariskan oleh nenek moyang kami dari dulu. Ritual ini dilakukan sebagai upaya untuk mengusir wabah dan penyakit juga bencana kelaparan yang mengakibatkan korban jiwa. Lebih lanjut, Vinsensius mengatakan bahwa bahan yang digunakan dalam ritual ini yakni Batang pisang merah (muku api merah), perahu kecil yang dibuat dari kulit batang pisang, dan daun lontar atau daun kelapa yang mudah. Daun lontar atau daun pisang tersebut dikultuskan menjadi manusia yang membawa semua penyakit dan virus Covid-19 bersama perahu menuju lautan yang maha luas, disertai dengan doa dan tuturan adat kepada leluhur dan alam. Kemudian sisa daun lontar atau kelapa tersebut dibawah untuk diikat di setiap pintu rumah agar tidak tertular penyakit dan virus yang mematikan ini, lanjutnya. Acara ini dihadiri langsung oleh tokoh adat, tokoh masyarakat diantaranya Fabianus Wora, Galdimus Edisius Dore, Gadhi, Pius Woda, Kades Gera, Kepolisian, dan masyarakat Gera umumnya. Sementara itu, Pejabat Kades Gera Antonius Toni pada kesempatan yang sama mengatakan bahwa pemerintah Desa Gera sudah membentuk Tim relawan Pencegahan atau lawan Covid 19. “Tim ini dibentuk berdasarkan pada surat edaran kementerian Desa dan PDT dan surat edaran Bupati Sikka” ungkapnya Ia melanjutkan bahwa tim relawan yang dibentuk berjumlah 88 orang “Tim relawan ini berjumlah 88 orang yang diketuai oleh pejabat Kepala Desa Gera Antonius Toni, Wakil Ketua BPD Hendrikus Heku, serta anggota nya aparat desa, anggota BPD, Kadus, RT/RW, bidan desa, juga mitra dari Babinsa dan Polisi” Lanjutnya. Ia juga mengatakan bahwa Tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh relawan adalah memberi edukasi dan sosialisasi pada masyarakat dan untuk kedepannya, pihak pemeritah desa tela membuat beberapa posko siaga covid-19 di desa. “Tim relawan ini bertugas melakukan edukasi dan sosialisasi yang berkaitan dengan penyebaran virus, dampak dan gejala. Sementara itu juga Tim relawan ini sudah membentuk posko siaga empat titik pintu masuk ke desa Gera diantaranya pintu masuk Detusoko dari Desa Bhera, pintu masuk Detujanga dari Desa Dobo, pintu masuk Wolokoli dari Nirangkliung, pintu masuk woloone dari Magepanda, dan pintu masuk Manukako dari Liakutu” Tutupnya. Sementara itu, Tokoh masyarakat Galdimus Edisius Dore mengatakan bahwa kita mesti membutuhkan semua komponen dalam menghalau virus Covid 19 ini mulai dari peran serta iman dan keyakinan kita lewat berdoa, peran pemerintah, dan juga peran adat dengan melakukan ritual seperti ini. (*Orinus/editor EppyM.Photo istimewa