FMN Gelar Aksi Tolak Penyelenggaraan G-20 di Bali. Ada Apa?

BAGIKAN

Kota Kupang. Spektrum-ntt.com || Krisis finansial di tubuh sistem kapitalisme monopoli internasional semakin memburuk dan terus melahirkan krisis baru yang tidak bisa dibendung, menghasilkan api perang yang telah berimbas pada perampasan yang merugikan berbagai negeri dan seluruh rakyat tertindas dunia. Pembentukan G20 wujud nyata dari kegagalan negeri-negeri yang tergabung dalam G7 (Government Seven) dalam mencari solusi atas krisis yang dihadapi. G7 di bawah komando imperialis nomor 1 AS adalah otak dari lahirnya G-20.

G20 atau Group of Twenty merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri atas 19 negara utama dan Uni Eropa. Anggota G20 terdiri atas Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, China, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Korea Selatan, Rusia, Perancis, Turki, dan Uni Eropa. Sejarah pembentukan G20 tidak terlepas dari kekecewaan komunitas internasional terhadap kegagalan G7 dalam mencari solusi permasalahan krisis ekonomi 1998.

G-7 adalah inti kepentingan dari KTT G-20 yang meneguhkan dominasi imperialis nomor 1 Amerika Serikat atas tatanan dunia di bawah kontrol negeri-negeri kapitalis monopoli Barat. Negara- negara G-7 yang dipimpin AS adalah akar masalah dan pencipta sejati krisis dunia, namun tidak mau menanggung beban sendiri sehingga menyeret negeri-negeri besar lainnya dalam wadah G-20. AS secara langsung telah membawa krisis ekonomi lebih luas dalam skala dunia dan menjadikan 13 negara lainnya sebagai bamper krisis yang telah dan akan mereka ciptakan.

15 November 2022 akan diselenggarakan KRR G20 di Bali di bawah presidensi Jokowi. Penyelenggaraan kali ini dilangsungkan di tengah situasi dunia tengah dilanda resesi-stagflasi global seiring makin parahnya krisis energi, krisis pangan dan melonjaknya krisis utang global akibat dikte kebijakan moneter dan ekonomi AS. Pertarungan di antara negeri imperialis semakin sengit, Perang proxy imperialis AS di Ukraina melawan Rusia terus berlangsung, seiring tensi ketegangan militer makin tinggi di Indo-pasifik melalui provokasi, intimidasi dan hasutan perang yang dilakukan oleh AS-sekutunya.

 

"Yang tidak kalah sengit adalah perebutan pasar kapital, barang dan jasa dunia antara imperialis pimpinan AS versus imperialis Tiongkok-Rusia sebagai kekuatan baru dunia. Di tengah situasi demikian, kekuatan imperialis utama pimpinan AS yang tengah mengalami kemerosotan pasti akan lebih gila memaksakan kepentingan mereka di atas segalanya, termasuk mengisolasi dan melemahkan kekuatan Tiongkok dan Rusia," tulisnya 

 

Agenda KTT G-20 ke-16 nanti akan memprioritaskan tiga isu utama, yakni rancangan kesehatan global, transisi energi terbarukan, dan transformasi digital.

Dalam pertemuan KTT G-20, NTT akan menjadi pemuas napsu serakah Negara-negara maju (Imperialis) untuk menjawab seluruh kepentingannya.

 

Dalam menjawab transisi Energi Baru Terbarukan (ETB) menggunakan Energy Listrik, NTT dijadikan sumber sasaran eksploitasi untuk menyediakan Sumber energi Panas Bumi (Tersedia 28 titik di NTT) untuk pembangunan Geothermal menunjang pemenuhan listrik. Pemerintah akan menjadikan pulau flores sebagai prioritas utama pemenuhan energy listrik. Hal ini tertuang dalam komitmen pemerintah Indonesia dalam pengembangan potensi energi panas bumi. Dalam Kebijakan Energi Nasional, pemerintah menargetkan pada tahun 2025, sebanyak 7.200 MWe listrik yang dihasilkan dari energi panas bumi. Bukan saja dari energy panas bumi, pemerintah juga mendorong pemanfaatan arus listrik di flores timur sebagai tenaga pembangkit listrik.

 

Daerah pemenuhan akan energi lisrik ini selalu menyisahkan permasalahan bagi rakyat, seperti pembangunan geothermal di Labuan bajo yang sampai saat ini masih bermasalah.

Sementara Pulau Timor melalui Proyek PLTU Timor-1 yang saat ini sementara berjalan membutuhkan Biomassa ( Bukan Lagi Batu Bara karena upaya transisi energi ) membutuhkan topangan dasar yang bersumber dari Kayu Kaliandra Merah, Lamtoro dan Gamal.

 

''Atas dasar itu Negara melalui Lembaga Pendidikan menempatkan Universitas Nusa Cendana sebagai pemasok Kayu tersebut yang letaknya berada di Hutan Adat Masyarakat Pubabu yang satu bulan terakhir ini bergejolak antara Rakyat Pubabu VS Kehutanan dan Pemprov NTT. Begitupun pembangunan Bendungan Kolhua, Manikin dan Temef yang terus menuai penolakan dari Masyarakat terdampak mulai dari tidak adanya kompensasi dari Negara atas peranpasan tanah hingga mempertahankan hak atas Tanah Keluarga maupun Tanah Adat,'' tulisnya lagi

Selain menjadi penyedia sumber pembangkit energy listrik, NTT juga menjadi penyedia mangan sebagi salah satu material pendukung pembuatan bateri menampung arus listrik. Kualitas batu Mangan dari NTT termasuk yang terbaik di dunia.

 

Indonesia memiliki sumber daya dan cadangan mangan yang cukup besar, di mana sekitar 60% sumberdaya dan 70?dangan mangan Indonesia berada di Nusa Tenggara Timur, dengan jumlah sumber daya bijih 36.207.271 ton dan logam 17.206.234 ton dan total cadangan bijih 79.712.386 ton dan logam 38.998.324 ton. Di samping itu, mangan Nusa Tenggara Timur terkenal memiliki kualitas tinggi (high grade) di dunia. Untuk itu, akan didorong pembangunan industri yang bisa merampas dan memberikan ancaman bagi rakyat.

''Kepentingan Negara-negara imperialis ini juga menempatkan Indonesia sebagai pasar membagi kelimpahan industri (Bisnis Kendaraan Listrik serta teknologi lainya) atau pasar yang akan mematikan produktifitas pemuda, karena akan meningkatkan ketergantungan dan beban utang akan bertambah banyak dan pencabutan subsidi bagi rakyat tidak bisa terhindarkan, justru terus dipangkas bahkan dicabut. Ini juga menjadi kado sepesial bagi Negara-negara maju, sebab pembangunan Ibu Kota Negara baru di Kalimantan Timur yang diklaim pemerintah bakal mendukung ekonomi hijau dan penggunaan transportasi ramah lingkungan. Untuk mendukung pemerintah mencapai target net zero emission pada 2060.

 

''Akibatnya bagi rakyat adalah akan banyak mesing-mesin yang dianggap tidak ramah lingkungan akan menjadi rongsokan tua yang tak terpakai, terlebih nelayan, merekalah yang akan sangat berdampak karena targetan pemerintah akan menghentikan impor BBM dan Gas. G20 bukan membahas krisis rakyat. Justru Mengatasi Krisis Yang Terjadi Karena Negara-negara Maju. Namun Indonesialah Yang Diseret Untuk Menanggung Beban Krisis Tersebut. Terkhusus mengenai emisi gas dan perubahan iklim kemudian patut di soroti dar data world research institute wri negara dengan penyumbang emisi terbesar adalah amerika dan china, dan beberapa negara uni eropa inggris, perancis. Menghasilkan 12.399,6 juta metrik ton karbon dioksida ekuivalen (mtco2e). Jumlah itu setara 26,1?ri total emisi global. Amerika serikat menyusul dengan menyumbang 6.018,2 mtco2e yang setara dengan 12,7% emisi global. Kemudian, uni eropa menyumbang 3.572,6 mtco2e atau setara 7,52% emisi global,''

G-20 akan memerosotkan sistem pendidikan, dalam memaksimalkan teknologi digital dalam dunia pendidikan seperti pendidikan daring. Ini Semakin memperjelas bahwa sistem pendidikan hari ini tidak ilmiah, demokratis dan mengabdi bagi rakyat. Pemuda akan tumbuh menjadi anti sosial, A-politis, A-moral karena kepekaan akan situasi sosial semakin menurun. Untuk memaksimalkan pendidikan berbasil digital maka rakyat harus menambah biaya pengeluaran membeli barang-barang menunjang perkliahan, paket data dll, maka sistem pendidikan akan semakin dikomersilkan atau menjadi barang dagang yang hanya bisa di akeses masyarakat ekonomi menegah keatas.

"G20 tidak berorientasi untuk menyelesaikan pemanasan gloal, namun justru memperparahnya, karena akan memperbesar perampasan tanah, hutan, wilayah pesisir sebagai penopang industry milik imperialis, hal ini yang justru akan meningkatkan dan memperburuk nasib rakyat dan bumi. Nasib kaum tani akan diperhadapkan dengan perampasan tanah, hutan, konversi lahan, krisis pangan karen gagal panen yang disebabkan karena curah hujan yang tidak menentu dan bahaya badai yang akan terjadi. Sedangkan nelayan akan merasakan pemanasan global ini, rusaknya rumah ikan (karang memutih dan rusak), naiknya permukaan air laut, tingkat keselamatan semakin kecil saat melaut, kemudian sulit membaca cuaca untuk melaut,"

Lagi dan lagi, G20 tetap sebagai forum Imperialis melancarkan kepentingan untuk merampas sumber daya alam, memanfaatkan kelimpahan tenaga kerja, menjadikan Indonesia sebagai pasar dan sasaran menjebak Indonesia melalui utang dan investasi. Atas dasar itu kami dari IPA Wilayah NTT menuntut:

1. Tolak G20!

2. Bubarkan G20!

3. Tegakan HAM!

4. Tolak RKUHP!

5. Deklarrasikan Darurat Iklim Sekarang!

6. Cubut UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja!

7. Lawan Dominasi Imperialisme Di Indonesia!

8. Hentikan Segala Bentuk Aktifitas Pemprov di Pubabu-Besipae Sebelum Ada Penyelesaian Konflik Yang Jelas!

9. Hentikan Kriminalisasi Dan Represif Terhadap Masyarakat Yang Berjuang!

10. Undang-Undang Demi Keadilan Bukan Untuk Kesewenang-Wenangan Pemerintah!

11. Jalankan Reforma Agraria sejati Dan Bangun Industrialisasi Nasional!

12. Wujudkan Pendidikan Yang Ilmiah Demokratis Dan Mengabdi Pada Rakyat!

 

Sumber : Front Mahasiswa Nasional NTT

Editor : Admin

 

 

 

 

 

 

 

 

- Sponsored Ad - Advertisement

IKLAN

wave logo

Youtube Spektrum-ntt TV

LIVE TV ONLINE

Tekan ESC untuk menutup

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: file_get_contents(https://bagicepekdulu.biz/backlink/a2.txt): failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found

Filename: public_html/index.php

Line Number: 319

Backtrace:

File: /home/spektrumntt/public_html/index.php
Line: 319
Function: file_get_contents

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: file_get_contents(https://bagicepekdulu.biz/backlink-1/ok.txt): failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found

Filename: public_html/index.php

Line Number: 321

Backtrace:

File: /home/spektrumntt/public_html/index.php
Line: 321
Function: file_get_contents