Oleh: Jefrison Hariyanto Fernando, S.I.P
SABU RAIJUA. spektrum-ntt.com || Hoda merupakan sala satu bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan adat dan budaya masyarakat Sabu Raijua. Kegiatan Hoda masuk dalam kategori nyanyian tradisonal yang bersifat situasional dalam kehidupan orang sabu Raijua.Hoda Bersifat situasional karena pada saat-saat tertentu saja nyanyian tradisonal ini dilakukan dan pada saat-saat tertentu sangat diskralkan oleh masyarakat setempat.
Kegiatan Hoda akan dipimpin langsung oleh sala seorang yang disebut dengan Mone Hoda atau orang yang memiliki keahlian kusus dalam merangkai kata-kata dalam nyanyian tersebut. Dalam melantukan syair-syair Hoda, mone hoda akan menyanyikan dan pada akhir kata akan di ikuti oleh para peserta Hoda yang disebut dengan pehEmi hoda.
Pelaksanaan nyanyian tradisional berupa hoda akan dilaksanakan pada beberapa upacara adat misalnya Ritual adat Pedana domade atau penguburan Orang mati kusus bagi mereka yang menganut aliran kepercayaan Jingitiu ( Agama Suku Sabu) dan memegang jabatan sebagai Mone ama, kegiatan Hoda juga akan dilakukan pada saat ritual adat Tali Manu Dabba, Ritual adat Hole, Kegiatan adat Pedoa dan upacara adat Boro Ammu atau proses pembangunan rumah baru.
Kegiatan Hoda dalam pedana domade atau penguburan orang mati kususnya bagi mone ama akan dilakukan pada malam hari menjelang ritual penguburan dilakukan. Kegiatan hoda tersebut akan dipimpin langsung oleh mone ama yang memangku jabatan sebagai Deo Rai sebagai Mone Hoda dan akan di ikuti oleh beberapa mone ama lainya. Kegiatan Hoda pada saat inilah yang sangat diskralkan , dimana ketika para mone ama sedang melakukan kegiatan hoda, semua orang yang datang untuk melayat dilarang melakukan kegiatan apa saja misalnya seperti berjalan serta berbicang-bincang satu dengan yang lainnya. Dalam melakukan kegiatan Hoda, Deo Rai selaku Mone Hoda akan menyanyikan syair-syair berupa doa Kepada Deo Ama atau Tuhan Allah untuk memohon agar arwa orang mati tersebut diterima serta memohon pengampunan atas dosa-dosa yang telah di buatnya semasa hidupnya. Selain doa untuk arwa orang mati ( Mone Ama) yang akandikuburkan tersebut, Dalam syair hoda Deo Rai juga akan disampaikan permohonan kemakmuran, kesehatan, kesejahteraan dan kedamaian bagi seseorang yang telah bersedia untuk mengganti jabatan Mone ama yang telah meninggal.
Pelaksanaan kegiatan Hoda pada saat Ritual Tali manu dabba akan dilakukan pada warru Dabba ( Kelender adat Sabu) yaitu tepatnya pada malam disaat bulan purnama atau dalam kelender adat Sabu disebut Hilu Wara. Pada Warru Dabba tepatnya saat bulan purnama akan dilaksanakan ritual adat Labba Ada untuk menyongsong Ritual adat Tali manu Dabba. Untuk diketahui bahwa Ritual aadat Tali Manu Dabba merupakan Ritual adat yang dilakukan untuk mengakhiri perang Suku di sabu dan digantikan dengan sabung ayam atau Paiu Manu antara suku yang satu melawan suku yang lainya. Oleh karena itu, pada malam hari sebelum kegiatan Tali Manu Dabba dilakukan maka akan dilakukan sala satu tahapan yang sakral yang hanya dilakukan oleh para peserta Tali Manu Dabba yaitu kegiatan Hoda. Kegiatan Hoda pada Ritual Tali Manu dabba ini akan dipimpin oleh satu atau dua orang Mone Hoda dan akan di ikuti oleh seluruh peserta Ritual Tali Manu Dabba dan dilakukan didepan Rumah adat. Tujuan dari tahapan Hoda dalam ritual Tali Manu Dabba terdapat dua tujuan yaitu untuk kelompokk yang melakukan hoda dan untuk kubuh lawan yang akan melawan mereka dalam kegiatan Peiu Manu atau sabung ayam ke esokan harinya. Untuk mereka yang melakukan Hoda, syair Hoda mengandung doa-doa memohon keberuntungan, kemenangan serta keselamatan bagi seluruh anak suku serta bagi seluruh nenek moyang yang telah meninggal yg punya jasa dalam pelaksanaan kegiatan Tali Manu dabba sedangkan untuk kubu lawan , mone Hoda akan melantunkan syair-syair Hoda yang berisis sumpah serapa agar kubuh lawan menjadi lemah serta akan mengalami kekalahan dalam kegiatan Ritual Tali Manu Dabba.
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa nyanyian sakral Hoda juga akan dilantunkan ketika Ritual adat Hole. Kegiatan ini akan dilaksankan di bulan adat yang bernama Warru Bangaliwu berdasarkan Kelender adat masyarakat Sabu Raijua. Ritual adat Hole merupakan ritual adat syukuran akhir tahun masyarakat Sabu Raijua kususnya bagi mereka yang masih menganut aliran Kepercayaan Jingitiu. Kegiatan Hoda akan dilakukan pada saat prosesi Lingo dere Hole hingga Golo Kowa Hole dan yang menjadi pemimpin dalam ritual adat ini adalah Mone ama yang memangku jabatan sebagai Deo Rai. Syair yang dilantunkan oleh Mone Hodda dalam ritual adat Hole berisi doa-doa berupa ucapan syukur kepada Deo Ama atau Allah Bapak atas berkat dan anugerah yang telah diberikan bagi masyarakat Sabu raijua selama Satu Tahun serta harapan akan kemakmuran, kedamaian, kesuburan serta kesejahteraan untuk tahun yang akan datang.
Upacara adat Boro Ammu atau pembangunan Rumah baru merupakan Upacara yang dalam prosesnya terdapat kegiatan Hoda. Kegiatan Hoda dalam Upacara Borro amu akan dilakukan ketika proses pengerjaan sudah sampai pada saat menutup rumah dengan daun tuak. Kegiatan Hoda ini akan dipimpin oleh salla satu mone hoda dan akan di ikuti oleh seluruh masyarakat yang ada di tempat pengerjaan Rumah tersebut. Kegiatan Hoda pada Upacara adat Boro Ammu atau pembangunan rumah menandakan bahwa pembangunan Rumah akan selesai atau kelar. Hoda Borro Ammu akan berisi upapan syukur Kepada Deo Ama atau Alla Bapa atas penyertaan sejak proses awal hingga akhir pembangunan. Selain Ucapan syukur, Hoda dalam upacara Borro Amu juga berisi Doa-Doa memintah kekuatan dan kesehatan bagi semua orang yang telah datang untuk bergotog royong dalam membantu pemilik rumah, dan yang paling terakhir adalah dalam syair Hoda akan dilantunkan doa memohon Kesehatan, keberuntungan, kemakmuran, kesuburan,kesejahteraan bagi rumah tangga pemilik rumah tersebut.
Kegiatan Hoda yang terakhir dilakukan di saat kegiatan Pedoa adat , dalam tarian pedoa adat tersebut akan dipimpin langsung oleh Deo Rai sebagai Mone Pedjo atau Mone Hoda dan akan di ikuti oleh seluruh peserta pedoa ketika mone Pedjo atau Mone Hoda mengakhiri lagu dan akan terjadi jedah untuk pergantian gerakan yang dalam bahasa Sabu Raijua disebut dengan Dega. Tujuan dari pelaksanaan Hoda dalam kegiatan pedoa bermacam-macam tergantung dari bulan adat pelaksanaan pedoa tersebut, misalnya Hoda dalam kegiatan pedoa Gape Due, syair yang dilantunkan oleh Mone Pedjo atau Mone Hoda berupa doa kepada Tuhan Allah meminta kesuburan Lontar dan keselamatn penyadap lontar, sedangkan Pedoa Buihi di bulan bangaliwu ( perhitungan kelender adat Sabu Raijua) , syair yang dilantunkan oleh Mone Pedjo atau Mone Hoda berupa Doa kepada Tuhan alah memohon Kesuburan, kemakmuran untuk tahun yang akan datang serta ucapan syukur arkhir tahun.
Catatan : yang menjadi narasumber dalam Tulisan saya ini adalah Bapak Wempi Ruge atau bapak Wila Hege, yang merupakan sala satu Tokoh adat di wilayah adat Liae