NTT,spektrum-ntt.com | Polemik dana Seroja kembali menggelegak di media sosial Kabupaten Kupang setelah unggahan bernada tantangan debat terbuka muncul dari akun milik istri Ketua Umum LP2TRI, Hendrikus Djawa, pada Rabu (03/12/2025).
Dalam unggahan itu, Hendrikus secara terbuka menantang siapa pun mulai dari Bupati Kupang, tim sukses politik, hingga Kapolres Kupang untuk beradu argumentasi soal dana Seroja yang menurutnya masih menyisakan kejanggalan.
Langkah Hendrikus ini langsung menuai kecaman publik. Pasalnya, figur yang kerap memposisikan diri sebagai pengawas pemerintah itu belum lama ini juga menjadi sorotan akibat memimpin aksi demonstrasi yang berujung pada perusakan pintu ruang kerja Bupati Kupang. Aksi-aksi itu dinilai publik lebih banyak mengedepankan agitasi ketimbang solusi.
Tidak butuh waktu lama, tantangan Hendrikus disamber oleh komentar menohok dari akun bernama Hermanus Thomas di grup Facebook Info Kabupaten Kupang.
Komentarnya lugas, sinis, bahkan menampar.
“Beta orang kampung yang sonde tau apa-apa. Tapi nanti beta coba pertimbangkan. Jika diperlukan untuk meluruskan itu yang namanya ketua umum LP2TRI pung otak, akan beta pertimbangkan untuk layani permintaan debat yang bersangkutan,” tulisnya.
Akun itu diketahui milik Heri Boki, tokoh pemuda NTT asal Amfoang yang memiliki rekam jejak panjang di level provinsi ntt hingga nasional. Mantan Ketua KNPI NTT 2 Periode dan Sekarang Menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) itu dikenal sebagai figur vokal yang tak segan mengkritik penyimpangan sosial maupun politik.
Respons Heri langsung menyulut perhatian. Banyak warganet menilai komentar tersebut sebagai “koreksi keras” terhadap gaya komunikasi Hendrikus yang selama ini dianggap provokatif dan memancing kegaduhan alih-alih mendorong transparansi dengan cara yang bertanggung jawab.
Keputusan Heri Boki menanggapi tantangan itu membuat publik menilai persoalan ini tak lagi bisa dianggap remeh. Heri dianggap memiliki kompetensi, kapasitas intelektual, serta legitimasi publik untuk membedah isu dana Seroja.
Di sisi lain, semakin banyak suara yang mengecam tindakan Hendrikus Djawa yang dinilai gemar memantik polemik tanpa menawarkan langkah solutif. Kini masyarakat Kabupaten Kupang menunggu apakah tantangan debat terbuka itu akan difasilitasi secara resmi