BELU.SPEKTRUM-NTT.COM || Lembaga Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas Terpadu Hati Tersuci Maria (HTM) Halilulik, gelar kegiatan seminar bulan bahasa di Aula susteran SSPS Halilulik, Tasifeto Barat.
Pantauan media di lokasi pada Sabtu (22/10/22) kegiatan Seminar Festival Bulan Bahasa Tahun 2020 ini mengusung tema; Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) dan Membangun Sinergitas.
Kegiatan tersebut diawali dengan penjemputan sekaligus pengalungan bagi para pemateri di depan pintu aula susteran. Usai pengalungan, para pemateri dihantar menuju tempat dengan tari-tarian yang dipentaskan oleh para peserta didik SMA Terpadu HTM Halilulik. Perjalanan menuju podium pemaparan materi itu juga disambut riang oleh peserta seminar dengan melambungkan tepukan tangan yang meriah.
ADPRD Belu Fraksi Nasional Demokrat (NasDem), Aprianus Hale, A. Md dalam kegiatan seminar tersebut mendapat kesempatan untuk menyampaikan materi mengenai Sumber Daya Manusia (SDM), sedangkan IPDA Sam Ilham (Kapolsek Taifeto Barat) memaparkan materi tentang KamTibMas dengan fokus pembicaraan mengenai kenakalan remaja.
Kegiatan seminar tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala SMA Terpadu HTM Halilulik melalui salah satu staf tenaga pendidiknya.
Mewakili Kepala SMA Terpadu HTM Halilulik, Dusan Valentis Kaesnube, S. Fill dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa, atas nama pimpinan sekolah dirinya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kapolsek Tasifeto Barat, IPDA Sam Ilham dan Bapak Aprianus Hale, Anggota DPRD Belu dari Fraksi Nasional Demokrat (NasDem) yang sudah berkesempatan hadir untuk berbagi bersama para peserta didik di aula susteran Halilulik ini.
"Semoga materi yang diberikan oleh para pemateri mampu diserap oleh peserta seminar sehingga menjadi bekal dalam proses pembentukan diri dimasa mendatang," harapnya.
Aprianus Hale (Jofan), dalam penyampaian materinya menuturkan bahwa berbicara soal sumber daya manusia (SDM) hal tidak terlepas dari tujuan apa yang akan dicapai oleh masing-masing pribadi ataupun kelompok.
Menurut Jofan, untuk mengasah sumber daya manusia, setiap orang tentunya harus memperhatikan 3 poin penting, yakni; Intellectual Quotient (IQ), Emotional Quotient Intelligence (EQ) dan Spiritual Quotient (SQ).
"Kecerdasan intelektual (IQ) itu digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, serta memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, daya tangkap, dan belajar dalam berinteraksi sosial. ujarnya.
Sedangkan Emotional Quotient Intelligence (EQ) itu, sambungnya, berbicara soal kemampuan atau kapasitas seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan seseorang terhadap informasi akan suatu hubungan.
Begitu juga mengenai kecerdasan spiritual (SQ) harus diasah agar bisa menunjang pengembangan diri seseorang, sehingga bisa mengukur kualitas diri seseorang, jelasnya.
"Kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif. Kecerdasan jiwa juga merupakan fasilitas yang membantu seseorang untuk mengatasi persoalan dan berdamai dengan persoalannya itu," pungkasnya.
DPR Jofan berharap agar siswa/i SMP maupun SMA yang hadir dalam kegiatan ini mulai mengasah kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual.
"Untuk kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual saya yakin bapak/ibu guru mampu mengasahnya. Apalagi di sekolah ada suster, saya menjamin ketiga poin tersebut bisa ditularkan bagi anak-anak sekolah," tutup ADPRD kelahiran Wenanan itu.
Kesempatan yang sama, Kapolsek Tasifeto Barat, IPDA Sam Ihim, diawal pembicaraannya menyampaikan terima kasih kepada penyelenggara kegiatan yang telah mengundang pihaknya (kepolisian, red) untuk membawakan materi dalam seminar festival bulan bahasa ini.
"Saya berterima kasih kepada kepala sekolah, bapak/ibu guru serta siswa/i yang hadir dalam kesempatan ini baik dari SMA HTM maupun utusan dari SMP HTM beserta guru pendampingnya," ungkap Kapolsek Tasifeto Barat.
Dihadapan peserta seminar, Kapolsek IPDA Sam Ilham menyampaikan bahwa wilayah Tasifeto Barat akhir-akhir ini rawan kecelakaan. Oleh karena itu, perlu berhati-hati dalam menggunakan kendaraan bermotor.
"Disepanjang jalan dari kantor camat menuju bundaran Halilulik, dalam sepekan bisa terjadi 3 kali kecelakaan. Garis pembatas jalan yang menjadi sentral jalan raya (As Jalan) sepanjang dari kantor camat sampai dengan bundaran terdapat banyak tikungan. Jadi, as jalannya tidak terputus-putus," katanya.
Sambungnya, kondisi as jalan yan tidak terputus itu memiliki beberapa arti yang harus diketahui oleh para pengemudi baik roda dua maupun roda empat.
"Tanda atau rambu lalu lintas seperti itu memberikan pengertian kepada para pengendara untuk selalu menjaga serta mengontrol kecepatan dan tidak saling mendahului dalam mengemudi kendaraan (tidak nyalip). Oleh karena itu, jika para pengendara tidak memahami simbol lalu lintas yang ada, tentunya mereka akan berusaha untuk selalu melaju dan saling mendahului satu sama lain ketika sedang berkendara dan berakibat pada kecelakaan baik kecelakaan tunggal maupun lakalantas," jelasnya IPDA Sam Ilham.
Dikatakan Kapolsek Tasifeto Barat, beberapa hari yang lalu pihaknya telah memasang tanda ataupun rambu-rambu lalulintas untuk memerangi dan mengurangi angka kecelakaan di wilayah Tasifeto barat, disepanjang jalan dari arah kantor camat menuju bundaran Halilulik.
"Bagi adik-adik semua, diharapkan untuk berhati-hati dalam mengendarai sepeda motor terutama saat melintasi jalur rawan kecelakaan," pinta IPDA Sam Ilham.
Penulis ; Novryano