Koordinator Yayasan FKSI Akui Ambil ATM dan PIN Milik Ibu Rafiah

BAGIKAN

SIKKA.spektrum-ntt.com || Koordinator Yayasan Forum Kemanusiaan Sesama Indonesia (FKSI), Muhamad Aryo membantah pernyataan Rafiah, ibu kandung Ainun-pasien kanker tulang yang beranggapan jika pihaknya menyoalkan donasi dari sejumlah pihak untuk kebutuhan Ainun selama menjalani pengobatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar. Apalagi hingga menelantarkan Ainun.

Dalam klarifikasinya kepada media di Gading Beach Restaurant, Rabu (01/09/2021), Aryo menjelaskan, pihaknya sejak awal telah menyampaikan kepada Rafiah yang adalah ibu Ainun bahwa FKSI hanya mengadvokasi kebutuhan Ainun dan Rafiah selama berada di Rumah Singgah Omah Kebaikan Bali sehingga tidak mendampingi pasien setiap hari di rumah sakit.

Kepada Rafiah, Aryo juga menjelaskan bahwa pihaknya hanya meminta kepada Rafiah untuk selalu memberi kabar melalui telepon atau Whatsapp tentang perkembangan Ainun selama di RSUP Sanglah. “Namun sama sekali tidak pernah. Kalau kita minta dulu baru dikirim. Entah alasan sibuk atau apa. Saya cuma minta tolong koordinasi yang baik,” jelas Aryo.

Aryo juga membantah pernyataan Rafiah bahwa pihaknya mengeluarkan Ainun dan Rafiah dari Rumah Singgah Omah Kebaikan Bali. Menurutnya, itu bermula saat pihaknya hendak mengecek keadaan Ainun di RSUP Sanglah. Saat itu, pihaknya bertemu dengan beberapa warga asal Ende, yang salah satunya mengaku sebagai adik dari Rafiah. Ia sempat bingung, Rafiah sebenarnya warga Kabupaten Ende atau Sikka.

Kepada pihaknya, warga asal Ende ini menyampaikan bahwa Ainun dan Rafiah mau pindah dari Rumah Singgah Omah Kebaikan Bali dan tinggal di kos-kosan. “Kenapa nggak bilang sama kami. kami yang bertanggung jawab. Tolong hargai kami. Apakah salah saya bicara begitu. Tapi kalau ibunya Ainun mau begitu, ya, silahkan. Berarti sudah bukan tanggung jawab kami. Namun beberapa hari kemudian nangis nangis, minta tolong. Oke, saya maafkan, kita terima. Kita jemput lagi dari RSUP Sanglah kembali ke Rumah Singgah,” jelasnya.

Aryo Benarkan Ambil ATM dan PIN Milik Rafiah Namun Lupa Nomor PIN

Aryo juga membenarkan bahwa dirinya menyuruh salah seorang stafnya yang bernama Fitri untuk mengambil buku rekening Bank NTT, kartu ATM dan juga nomor PIN ATM milik Rafiah. “Kami ambil itu untuk dikasih ke Pemkab Sikka. Karena katanya kan Pemkab Sikka yang mau bayar ganti rugi uang tiket pesawat, tetapi sampai sekarang ternyata tidak. Kan ada perjanjian secara lisan dengan Pemkab Sikka.,” jelasnya.

Aryo menjelaskan, bahwa Kabag Kesra Pemkab Sikka menjelaskan kepada Rafiah bahwa untuk bantuan Pemkab akan disalurkan melalui rekening Bank NTT. Lantaran saat itu, Rafiah tidak memiliki uang, Aryo lantas menalangi biaya pembuatan rekening.

“Karena katanya Ibunya Ainun bahwa uangnya hanya ada Rp. 400 ribu, maka saya kasih uang Rp. 1 juta untuk buka rekening di Bank NTT. Rekening ini dibuka di Bank NTT, karena alokasi dana untuk mengganti uang kami adalah melalui Bank NTT. Dan ibunya Ainun sudah tau itu,” jelasnya.

Menurut Aryo, ganti rugi yang harus dibayar Pemkab Sikka kepada pihaknya adalah sebesar Rp. 6,9 juta dari total biaya tiket pesawat untuk 5 orang Maumere-Denpasar sebesar Rp. 17 juta. Dimana Rp. 12 jutanya adalah tiket khusus untuk Ainun karena harus menggunakan tempat tidur (Stretcher).

“Kabag Kesra, Pak Very Awales menjelaskan kepada saya, bahwa bantuan Pemkab yang biasanya diberikan adalah biaya tiket MOF-Bali Pulang pergi untuk 2 orang serta biaya makan minum Rp. 150 ribu/orang selama 14 hari. Hanya itu, bisa dihitung sendiri. Sedangkan untuk Ainun sekali berangkat itu saja perlu biaya Rp.12 juta karena menggunakan stretcher,” jelasnya.

Sayangnya, meski sudah mengambil buku rekening dan ATM milik Rafiah, namun itu tidak bisa dipakai lantaran lupa nomor PIN ATMnya. “Saya memerintahkan relawan kami bernama Fitri untuk mengambil Buku Rekening, ATM serta PIN ATM. Tetapi pas keluarnya, Fitri sendiri lupa nomor PIN nya karena memang dia orangnya pelupa. Kelemahannya Fitri memang pelupa. Saya bilang ke Fitri, Lu kok goblok banget, telepon mamanya Ainun. Tapi dijawab sama Fitri, Nggak Ah, males. Hanya itu. Dan ATMnya saya tinggalkan di Denpasar,” jelasnya.

Kesal Karena Rafiah Tak Beritahu Soal Bantuan Uang Rp 4,7 juta

Aryo juga mengaku kesal terhadap Rafiah yang tak memberitahukan perihal bantuan uang sebesar Rp. 4,7 juta dari ibu ibu kelompok pengajian Bhayangkari Polres Sikka. Bantuan tersebut baru diketahui saat ia tiba di Maumere pada tanggal 5 Agustus 2021.

“Saya dapat screenshoot whatsapp dari Rafiah yang dikirimkan oleh ibu ibu kelompok pengajian Bhayangkari Polres Sikka bahwa Rafiah minta bantuan uang untuk beli susu untuk Ainun. Saya ditanya Mas Aryo, ini gimana koordinasinya, Saya kaget,” jelasnya.

Lantaran itu kata Aryo, ia lantas bertemu ibu ibu pengajian Bhayangkari Polres Sikka untuk memberi klarifikasi. Kepada mereka, Aryo mengaku sama sekali tidak tahu menahu kalau Rafiah meminta bantuan untuk membeli susu. Aryo sendiri baru dijelaskan bahwa mereka telah mengirimkan uang sebesar Rp. 4,7 juta kepada untuk Ainun yang dikirimkan oleh Ibu Fitri ASN di Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Sikka.

“Saya marah disitu. Kenapa Ibunya Ainun tidak bilang sama saya. Saya tidak mau ngambil, itu hak anak Ainun, akan tetapi Ainun masih dalam naungan kami. Paling tidak harus koordinasi sama kami. Ada usulan dari para ibu ibu bahwa harusnya ada yang memanajemen pengaturan keuangan. Saya bilang gimana mau manajemen. Kita nggak tau apa apa. Kita membantu dengan fasilitas makan gratis, berangkat gratis, tinggal gratis. Saya bilang ke Ibunya Ainun, bahwa ibunya Ainun sudah melanggar SOP kami sebanyak 2 kali. Jadi saya tegaskan bahwa apa yang disampaikan oleh Ibunya Ainun itu sama sekali tidak benar,” tandasnya.

- Sponsored Ad - Advertisement

IKLAN

wave logo

Youtube Spektrum-ntt TV

LIVE TV ONLINE

Tekan ESC untuk menutup