Kota Kupang Makin Cakap Digital

BAGIKAN

Kupang.Spektrum-Ntt.com || LITERASI Digital Pemateri Literasi Digital membawakan materi tentang menggunakan digital dalam UMKM, di Hotel Aston, (24/11/21) NASIONAL Kota Kupang Makin Cakap Digital bersama Literasi Digital Netizen Fair 2021. 

Situasi ini mendorong terbentuknya kebutuhan akan sumber daya manusia yang cakap digital untuk mengimbangi disrupsi teknologi digital yang berlangsung dengan sangat pesat.

Hal ini tentunya tidak terlepas dari jumlah pengguna internet dan media sosial tiap tahunnya. Salah satu contoh nyatanya ialah jumlah pengguna media sosial di Indonesia yang kini telah mencapai 202,6 juta jiwa, atau sekitar 73 persen dari populasi (Hootsuite dan We Are Social, 2021).

Layaknya pedang bermata dua, internet memiliki berbagai sisi positif juga negatif. Internet telah membuka pintu dan jendela dunia baru yang serba mudah dan serba cepat, namun demikian, pemanfaatan yang kurang optimal dan pemahaman mengenai tata penggunaan internet dapat menuntun pada merebaknya berbagai bahaya dan permasalahan baru, seperti penyebaran hoaks yang semakin marak, penipuan daring, hingga penyalahgunaan data oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Maka dari itu Kementerian Kominfo bersama GNLD Siberkreasi telah meluncurkan Program Literasi Digital Nasional pada Mei 2021 lalu. Program ini merupakan suatu inisiasi peningkatan kecakapan digital di level dasar yang bertujuan untuk dapat menjangkau setidaknya 12,5 juta masyarakat Indonesia pada tahun 2021.

Dengan tajuk “Makin Cakap Digital”, program ini dilaksanakan secara masif di 514 kabupaten/kota pada 34 provinsi Indonesia.

Menuju Masyarakat Indonesia Makin Cakap Digital Sebagai rangkaian dari berbagai kegiatan literasi digital yang telah dilaksanakan tersebut, maka di penghujung tahun 2021 ini, Kementerian Kominfo bersama seluruh mitra/jejaring melaksanakan puncak acara Literasi Digital yaitu Netizen Fair 2021, yang dilaksanakan secara serentak dan hybrid di berbagai Kota/Kabupaten selama dua hari pada tanggal 23-24 November 2021.

Dalam kegiatan ini pula, terdapat berbagai diskusi interaktif yang mengacu pada empat pilar literasi digital, yakni: Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, serta Budaya Digital.

Dihadiri oleh 1000 peserta secara luring, dan 10.000 peserta secara daring, peserta menunjukkan antusiasme yang luar biasa terhadap materi juga pembahasan yang didiskusikan dalam kegiatan ini.

 Talkshow yang paling diminati oleh peserta ialah diskusi tentang Kecakapan Digital yang mengangkat tema mengenai Mengenal Lanskap Digital dan dibawakan oleh Abner Paulus Raya Sanga, Dosen dari FISIP Ilmu Komunikasi Universitas Nusa Cendana Kupang.

Abner Sanga mengatakan, kecakapan digital merupakan salah satu pilar yang utama dan paling penting dalam penyiapan talenta digital Indonesia, dari pilar ini kita akan memahami bagaimana perangkat keras dan piranti lunak serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari dan juga kehidupan digital. Menurut Abner Sanga, Teknologi adalah alat untuk mencapai tujuan, hal ini merupakan bagian terpenting dalam literasi digital.

“Teknologi memang banyak manfaatnya, agar tidak mengalami ketergantungan pada teknologi, maka pakai teknologi seperlunya saja,” kata Jack Loloin, narasumber lain yang merupakan Founder of Trinity Academia.

Dia menjelaskan, menggunakan teknologi seperlunya saja, jangan sampai membawa dampak positif dengan konten yang mengarah negatif.

Dia mengatakan, yang perlu dipersiapkan untuk terjun ke startup yaitu, ada tiga pilar startup, yaitu ornag yang bisa menjual, desain dan programing.

Jadi ide dihadirkan dalam prototipe, jadi bukan sekedar ide, tetapi ada produk asli yang bisa dipakai untuk uji coba.Selain itu, pemanfaatan internet secara optimal merupakan suatu hal yang sangat signifikan.

“Banyak hal yang bisa dimanfaatkan dari media sosial untuk mengembangkan diri,” kata Rosalina Cristin Bessi atau yang biasa dipanggil Ollin Bessi.

Dia mengaku, memanfaatkan digital tentunya harus bijak. Rosalina sendiri dengan pngikut 54 ribu followers di instagram, tik tok dan media sosial lainnya.

Dia mengaku, walnya Tik Tok belum diminati, akhirnya mencoba untuk merubah kebiasaan dengan menggunakan media sosial untuk mempromosikan dan mengkampanyekan hal-hal positif.

“Berangkat dari hobi, menghasilkan karya dan dinikmati oleh orang lain, untuk memberikan edukasi juga,” ujarnya.

Sementara itu, Okta Riady, mrngatakan, berbicara soal UMKM, pada dasarnya berjualan itu memindahkan suatu barang dari suatu tempat ke tempat yang lain.

“Saya orang pertama yang membawa I-Phone dan Black Beery dalam jumlah besar masuk ke Indonesia.Indonesia merupakan daerah yang gunakan media sosial dengan komentar yang kurang baik, pada hal sebenarnya tidak demikian, hanya perlu adanya literasi dan cara penggunaan sosial yang bijak.

” Diharapkan di Kupang ini, bantu semua penjual untuk memasarkan produk-produk para UMKM. Kalau gerakan ini bisa dimulai di seluruh Indonesia, maka UMKM di Indonesia bisa hidup dan bersaing.

Misalnya jualan Se’i di Kota Kupang saja, sampai saat ini gambarnya belum ada secara detail, belum ada informasi yang resmi.

“Jadi kami hadir disini adalah bagaimana membangkitkan UMKM melalui digital. 202 juta pengguna internet di Indonesia, harusnya bisa dimanfaatkan,” ujarnya.

Pasar nya sudah ada, tetapi bagaimana UMKM menggunakan pasar yang benar untuk bisa berjualan. Yang paling penting adalah ketika pertama kali orang melihat produk kita, menarik atau tidak tergantung dari kita menawarkan dan bagaimana kemasannya apakah menarik atau tidak.

Bagaimana caranya menjangkau pasar digital, perlu adanya keaktifan dan ketekunan, harus memiliki akun media sosial. Jadi percuma membuat konten jika tidak ada inovasi dan bisa bersaing.

“Orang milenial itu sudah mendapatkan semua barang di digital dengan banyak pilihan, karena itu penawaran dengan tampilan yang menarik.

kadang-kadang kita membuat toko online tetapi tidak dijaga dengan baik. Jangan sampai banyak yang bertanya tentang produk anda, tetapi kita tidak membalasa atau menjawab pertanyaan itu secepat mungkin, karena jarang membuka toko online kita.

Kita juga perlu untuk mengenali pasar anda. Yang paling penting juga adalah personal branding. Buat branding yang unik dan menarik agar orang tertarik dan selalu mengingat branding kita.

Setelah pemaparan singkat terkait kecakapan digital, talkshow ini ditutup dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Diskusi ini berlangsung dengan sangat interaktif antara peserta dengan narasumber.

Ke depannya, Netizen Fair 2021 ini akan berlangsung tiap tahunnya dan kegiatan literasi digital akan terus dilaksanakan di berbagai wilayah di Indonesia dalam berbagai format. Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan literasi digital dapat diakses melalui info.literasidigital.id dan akun-akun media sosial Siberkreasi. (ahk)

 

 

- Sponsored Ad - Advertisement

IKLAN

wave logo

Youtube Spektrum-ntt TV

LIVE TV ONLINE

Tekan ESC untuk menutup