Belu. Spektrum-Ntt.com || Salah satu tenaga kesehatan (perawat) di RSUD Gabriel Manek Atambua yang bertugas di ruangan Flamboyan I diduga memberikan obat bagi pasien yang tidak sesuai dengan resep dokter. Hal itu mengakibatkan pasien tersebut mengalami gangguan mental yang membuat keluarga merasa panik.
Menurut informasi dari keluarga pasien LB sekitar pukul 06:30, Selasa (04/04/23), perawat di ruangan Flamboyan I memberikan obat Alprazolam yang ternyata setelah di cek dalam catatan tertulis tidak tertulis resep obat tersebut.
Setelah mengkonsumsi obat tersebut, LB seperti mengalami halusinasi yang selalu menyebut hal-hal yang berhubungan dengan dunia lain atau menyebutkan nama orang yang telah meninggal. Bahkan infus yang sedang dicabut hendak dicabutnya.
"Saat perawat kasih obat kami sempat bertanya, obat apa ini? Namun perawat tersebut malah membentak dan berkata minum saja jangan banyak tanya," kata salah satu anggota keluarga LB yang tidak mau disebutkan namanya dalam ruangan pasien saat itu.
Lanjutnya, setelah meminum obat tersebut, LB sempat tertidur namun saat bangun responnya sudah berbeda.
"Pada saat bangun mama sudah seperti orang gila, bahkan makanan yang tidak pernah dikonsumsi malah dengan lahap dimakan dan asal bicara," jelasnya.
Dirinya juga menambahkan jika pelayanan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit sangat buruk, pasalnya sempat terjadi infus habis dari pukul 09.00 baru di ganti pada pukul 14.00 WITA.
Menurut halodokter.com, Alprazolam adalah obat penenang untuk mengatasi gangguan kecemasan dan gangguan panik. Obat ini biasanya digunakan untuk pengobatan jangka pendek. Alprazolam hanya boleh digunakan sesuai resep dokter.
Alprazolam bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas zat kimia alami GABA (gamma-aminobutyric acid) di sistem saraf pusat. GABA sendiri memiliki fungsi untuk menekan aktivitas otak. Dengan begitu, alprazolam dapat menghasilkan efek tenang sehingga gejala gangguan kecemasan dan gangguan panik dapat mereda.
Pasien LB sendiri terbebas dari rumah sakit TNI empat hari yang lalu karena infeksi paru-paru, sakit tenggorokan, lambung dan juga sesak napas.
Namun setelah dicermati obat yang diberikan oleh perawat RSUD atambua diruang Flamboyan I bukan merupakan obat untuk penyakit tersebut melainkan obat penenang untuk mengatasi gangguan kecemasan dan gangguan panik.
"Kenapa bidan tersebut kasih obat ini, apakah mama kami ini gila? Dan apakah dokter yang menyarankan? Kami berharap pihak RSUD dapat bertanggung jawab atas kejadian ini," kesalnya.
Untuk diketahui saat pasien tersebut dikunjungi awak media, pasien LB masih mengalami halusinasi dan terlihat menggigil. Sedangkan menurut keluarga yang menjaga di RSUD sebelumnya tidak seperti itu. (**)