Malaka. Spektrum-ntt.com || Ketua Forum Solidaritas Alumni Ikatan Mahasiswa/i Dawan R (Forsa-Imadar) Malaka, Desilmus Silminggus Bau, S. Pd temui Panitia Pelaksana Pemilihan Kepala Desa (Panlak Pilkades) di Kantor Desa Babotin Selatan untuk melakukan pendaftaran dan atau registrasi diri sebagai salah Bakal Calon (Balon) Kepala Desa yang akan bertarung dalam ajang pemilihan kepala desa serentak di Kabupaten Malaka, khususnya di Dapil 3, yakni di Kecamatan Boten Leobele.
Pantauan media di lokasi pada, Senin (01/11/22), kedatangan Ketua Forsa-Imadar Malaka ke sekretariat pendaftaran sudah disediakan dan sekaligus mengantongi diri dengan misi perjuangannya, yang akan digenjot bersama masyarakat. Misi perjuangannya itu seutuhnya berpihak kepada masyarakat. Hal itulah yang menjadi dasar pijakan untuk bertarung dalam subsesi pilkades, yang akan digelar pada 09 Desember 2022 mendatang. kedepannya segala sesuatu yang akan terjadi tidak terlepas dari kebersamaan dan semangat gotong royong.
"Sekarang jika berbicara tentang pembangunanya, kita punya visi tidak bisa dipakai, nanti tidak langsung menuju sesuatu yang diinginkan masyarakat. Karena segala yang akan dilakukan di tingkat desa harus dimulai dari pertemuan-pertemuan. Jadi, melalui pertemuan tersebut aspirasi masyarakat akan dipilah, dipertimbangkan dan dieksekusi dengan menggunakan pagu anggaran yang ada," ujar Desilmus.
Dikatakan Mantan Ketua Bidang Pendidikan IMADAR Periode 2007/2008, musyawarah yang dibangun bersama masyarakat itu diantaranya, Musyawarah ditingkat dusun (Musdus), Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan ditingkat Desa (musrenbangdes).
"Jika dalam musyawarah tersebut telah diraih, maka segala sesuatu yang akan dibawakan ke tingkat kecamatan untuk didiskusikan melalui Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan di tingkat kecamatan, atau yang dikenal dengan istilah (musrenbangcam)," katanya.
Menurut Desilmus, mungkin ada program-program tertentu jika dirinya berhasil dalam Pilkades ini, Ia bersama masyarakat akan menyulam wajah desa ini menjadi desa pariwisata itu tetap berjalan, bukan pariwisata yang pertama.
Masih dengan impian yang sama, Ketua Forsa-Imadar Malaka itu menjelaskan, pandangan akan melakukan musyawarah dusun (musdus) bersama masyarakat, lalu menggerakkan masyarakat untuk melakukan bakti sosial disetiap hari sabtu ± satu jam.
"Saya akan melibatkan semua pemangku kepentingan yang dalam hal ini pemerintah desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda untuk bakti sosial di ruang lingkup pemerintah Desa Babotin Selatan," terangnya.
Dikatakan Desilmus, program Sabtu Bersih tersebut akan menjadikan Desa Babotin Selatan yang rindang akan Cemara India dan Bonsai Konio di sepanjang ruas jalan kiri atau kanan.
"Disetiap ruas jalan diantara tanaman Bonsai Konio itu, cemara merah pun akan dibudidaya tanaman bonsai Konio, mungkin dengan jarak ± 10 cm. Sehingga dari situ istilah desa pariwisata akan terlihat," bebernya.
Adapun hal lain yang akan diperhatikan dari segi budaya. Saat ini, ada beberapa Suku Besar yang mendiami Desa Babotin Selatan yakni, Suku Seus dan Suku Kapitan. Disetiap rumah suku, akan dibangun pagar pembatas sebagai tameng untuk menanggulangi ternak yang sedang dan atau akan ditempatkan disekitar rumah suku tersebut, ditambahkan.
Ini bukan janji, tapi satu harapan agar situs-situs yang ada di wilayah Babotin Selatan ini bisa dilestarikan, dijaga kesakralannya, terutama tempat-tempat yang memiliki sejarah tersendiri, contohnya Mesbah (orang dawan disebut BAHANI), yang dibangun didepan rumah ada atau rumah suku. Dari situlah baru kita tahu kesakralan rumah adat yang kita geluti selama ini," urainya.
Lanjutnya, dari segi ekonomi kreatif dirinya bersama masyarakat akan mengeksekusi program-program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Hal itu akan mendorong peningkatan pendapatan dari masyarakat. yang akan diberikan pendampingan bagi masyarakat untuk bercocok tanam.
Saya melihat peluang dari bidang perkebunan yakni bagaimana cara jahe sari merah dengan porang. Meskipun sekarang bibitnya Rp 60.000/Kg itu bisa menghasilkan 200 pohon untuk ditanam. Kalau misalnya kita tanam 100 ribu dikalikan saja dengan 200. Kalau misalkan dalam tempo tiga tahun satu pohon itu dalam satu tahun 3 kg dan harga jual per kg Rp 15.000, ya satu pohon Rp 45.000 itu dia masuk dalam jangka pendek, jangka menengah dan sekaligus jangka panjang," jelasnya.
Disampaikan Ketua Forsa, dirinya bukan untuk mendaftarkan diri sebagai calon kepala desa karena melihat kondisi wilayah Desa Babotin Selatan yang selama ini mungkin kurang diperhatikan pemerintah, hanya pemerintah desa tetapi dari pemerintah daerah sampai dengan pemerintah pusat oleh karena keterbatasan akses komunikasi terutama kenalan dengan pihak -pihak tertentu, dan di sisi lain ketertinggalan masyarakat dari segi kebutuhan air bersih, sandang, pangan dan papan.
Data pikir kita semua ini taat aturan apa yang dikeluarkan dari pemerintah berdasarkan aturan atau regulasi kita taat dan bagi saya segala sesuatu tidak ada kesulitan bagi saya berkemah. Apapun kesulitan jika kita berpikir sulit maka semua tidak akan bisa jika kita berpikir mudah maka kita akan mencari solusi,” tandasnya.
Untuk pilkades ini adalah masalah demokrasi, sambungnya, pilihan yang berbeda sehingga para pendukung saya nanti kita memberi dalam pelajaran politik yang dinamis, subjektif dan objektif. Tidak perlu saling menjatuhkan, saling menjelekkan dan saling menghujat satu sama lain. Sebab, kita semua berjalan di atas asas demokrasi. Payung demokrasi itulah yang menjadi junjungan kita dalam berpolitik, tutup Desilmus Bau, Mantan Ketua BPD Babotin Selatan itu.
Perlu diketahui selain dari Desilmus Silminggus Bau, S.Pd ada juga beberapa anggota Forsa Malaka yang ikut dalam perhelatan politik tahun ini, di antaranya: Maksimus Un, S.Pd (Bakal Cakades Tesa), Jhony Matbes, S.Pd (Bakal Cakades Naisau) , Noldivikis Bouk, S. Pd (Bakal Cakades Tunmat), Marselo A. Nana, S. Pd (Bakal Cakades Bonibais), Blasius Bouk, S. Pd (Bakal Cakades Naibone) serta beberapa orang lainnya yang tidak sempat disebutkan nama satu per satu .
Penulis: Lius Asa
Editor : Nana Novryano