Belu.Spektrum-ntt.com || Pasca kejadian yang menimpa salah satu Imam Katholik di Keuskupan Atambua, Pemuda Katholik Komisariat Cabang Belu yang berkedudukan di Keuskupan Atambua mengutuk keras tindakan arogansi yang dilakukan oleh oknum TNI Pos Satgas Pamtas Lo'okeu terhadap pemimpin umat Katholik yang sedang melintasi Pos Lo'okeu.
Pernyataan sikap dan tuntutan ini disampaikan Pemuda Katholik Komcab Belu melalui pernyataan tertulis yang dituangkan dalam Surat Resmi, dengan Nomor: 16/PK.BELU/X/2024 yang ditujukan kepada Dansatgas Pamtas Yonif 741/GN RI-RDTL, bahwa: sehubungan dengan kejadian pengancaman terhadap Romo Inosensius Nahak, Pr Ketua Komsos Keuskupan Atambua di Pos Lo'okeu, Kecamatan Tasifeto Barat oleh oknum anggota TNI Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 741/GN , maka dengan ini Pemuda Katholik Komisariat Cabang Belu menyatakan sikap dan tuntutan sebagaimana terlampir.
Identitas Kegiatan Romo Ino yang dicantumkan dalam lampiran Surat Pernyataan dan tuntutan;
"Romo Ino adalah seorang imam (Rohaniwan Katholik) di Keuskupan Atambua, yang bertugas sebagai Ketua Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Atambua. Pada hari itu, Selasa 22 Oktober 2024 beliau bersama anggota Komsos Rian Oetpah melakukan kegiatan peliputan materi untuk persiapan triduum para Diakon di dua lokasi yaitu di Paroki Fatubenao dan Stasi Maudemu, Paroki Weluli, Kecamatan Lamaknen, setelah melakukan peliputan di Stasi Maudemu, Romo Ino bersama Rian (anggota tim komsos KA) kembali Lurasik melalui ruas jalan sabuk merah yakni Dafala, Lo'okeu, Laktutus, Halilulik, Lurasik," dikutip dari lampiran Surat Pernyataan.
Kronologis kejadian Romo Ino di Pos Penjagaan Lo'okeu.
Hari ini, Selasa 22 Oktober 2024 Pukul 11:49 Wita, Romo Ino dan volunteer Rian Oetpah tiba di Pos Lo'okeu. Sebelum melewati portal penjagaan, Romo Ino sempat membunyikan klakson mobil 1 kali dan mobil yang digunakan adalah Inova silver. Setelah tiba di pos penjagaan, lewat kurang lebih 2 meter Romo Ino mendengar suara teriakan seorang anggota pos, "Stop, stop. Dan Romo Ino langsung berhenti dan turunkan kaca mobil lalu anggota tersebut menghampirinya dan bertanya, "Kenapa tidak lapor?", dan Romo menjawab, "bahwa saya tidak tahu jika pengguna jalan umum/sabuk merah wajib lapor kepada petugas pos Lo'okeu.
Kebetulan ada mobil lain yang lewat, tetapi tidak ditahan oleh petugas maka Romo Ino menjelaskan harusnya anggota itu siap siaga untuk memberikan arahan supaya setiap kendaraan yang lewat harus diperiksa.
Pernyataan Romo Ino tidak digubris, malah dua anggota lagi menghampiri Romo Ino. Akhirnya, Romo Ino mempersilahkan mobilnya diperiksa. Setelah pemeriksaan mobil, salah satu anggota lagi berkaos oblong tidak berlengan datang sambil badannya gemetaran, mengancam Romo Ino dengan mengatakan, "Nanti saya pukul kamu".
Mendengar ancaman itu, Romo Ino langsung berkata, "Pak jangan pukul saya". Saat itu juga ada satu umat yang mengendarai motor melintas dan sempat menyapa Romo Ino dengan berkata, "Romo ada buat apa?".
Mendengar sapaan seorang umat itu kepada Romo Ino, beberapa oknum TNI tersebut semacam kaget dan suasana sedikit berubah.
Akhirnya, sebelum lanjutkan perjalanan Romo Ino sempat minta maaf dua kali kepada beberapa oknum TNI tersebut dengan berkata, "Kalau apa yang saya lakukan tadi salah, saya mohon maaf" lalu Romo Ino melanjutkan perjalanannya.
Penilaian :
Berdasarkan fakta dan kronologis diatas kami menilai:
1. Didalam wilayah NKRI tidak boleh ada penggeledahan terhadap masyarakat,
2. Tidak dibenarkan membangun portal di sepanjang jalan sabuk merah wilayah NKRI,
3. Salah satu oknum TNI yang mengancam Romo Ino tidak mengenakan pakaian dinas (preman),
4.Portal tidak ditutup dan tidak ada tanda plang tamu wajib lapor,
5. Romo Ino sudah menyampaikan identitas dirinya sebagai pastor kurang lebih 4 x namun tidak digubris oleh oknum yang mengintimidasi Romo tersebut,
6. Jumlah oknum anggota TNI yang ada di lokasi saat itu 4 orang,
7. Kata-kata yang dilontarkan oleh oknum TNI di pos Lo'okeu terhadap Romo Ino sangat arogan dan tidak beretika, padahal sebagai aparat negara harusnya mengayomi masyarakat.
Pernyataan Sikap:
1. Mengecam dan mengutuk keras tindakan oknum TNI di Pos Lo'okeu terhadap Romo Inosensius Nahak, Pr dan Rian Oetpah,
2. Menolak keberadaan oknum TNI tersebut untuk tetap bertugas di Keuskupan Atambua yang meliputi Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka dan Kabupaten Timor Tengah Utara,
3. Menegaskan bahwa tindakan arogansi oknum TNI tidak etis terhadap pemuka agama Katholik dan sangat melukai hati umat di Keuskupan Atambua dan umat Katholik pada umumnya,
4. Meminta agar pimpinan TNI yang berwewenang menyatakan secara terbuka kepada publik tentang tindakan disiplin kepada oknum anggota TNI yang melakukan kekerasan terhadap Romo Ino melalui berbagai media,
5. Meminta kepada pimpinan TNI menyatakan agar anggotanya tidak mengulangi tindakan arogan dan sewenang-wenang terhadap masyarakat.
Tuntutan :
1. Menuntut pemulihan nama baik Romo Ino sebagai tokoh agama korban kekerasan oknum TNI di Pos Lo'okeu secara terbuka karena telah melukai hati umat Katholik Keuskupan Atambua dan masyarakat Belu, Malaka, TTU dalam kurun waktu 3 x 24 jam sejak pernyataan ini dikeluarkan dan diterima,
2. Mendesak pimpinan TNI yang berwewenang untuk menindak tegas pelaku secara transparan dan terbuka untuk umum,
3. Meminta kepada pimpinan TNI untuk mencabut portal jaga yang ada di ruas jalan sabuk merah karena sangat mengganggu mobilitas masyarakat di wilayah NKRI,
4. Meminta kepada anggota TNI yang bertugas tidak melakukan tindakan arogan dan sewenang-wenang terhadap masyarakat yang sedang menggunakan jalan sabuk merah di wilayah NKRI yang tidak menuju ke Negara RDTL (Republik Demokratik Timor Leste),
5. Mendesak pimpinan TNI melakukan pembinaan, mengontrol dan memantau anggota TNI yang bertugas di perbatasan agar tidak melakukan tindakan yang meresahkan masyarakat di wilayah perbatasan NKRI.
Apabila pernyataan dan tuntutan ini tidak diindahkan dalam waktu yang ditentukan maka kami akan menempuh jalan lain.
Atambua, 22 Oktober 2024
Ketua Pemuda Katholik Komcab Belu
Ttd
Yohanes Donbosco Bere Loe, SE.
Sekretaris
Maria Oktaviani Fahik, SH.
Sumber : Pernyataan Tertulis Pemuda Katholik Komcab Belu.