Sikka.spektrum-ntt.com II Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Vox Populi Institute Indonesia Sikka periode 2021 sampai 2025 resmi dilantik oleh Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN), disaksikan oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) VPI Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Turut hadir dalam acara pelantikan kepengurusan DPW VPI yang berlangsung di Sea Word Club, Minggu (5/12/2021), yakni Wakil Bupati Sikka, Romanus Woga, Pastor Moderator, RD. Richardus Muga Buku, Dewan Pembina, Ketua Dewan Pakar, Dr. Angelinus Vincentius, M.Si dan anggota, serta tamu undangan lainnya.
Ketua DPW VPI Sikka, Firmus Raf Martin, ST menjelaskan bahwa VPI masuk di Sikka tahun 2021 laludan selanjutnya setelah melakukan konsolidasi ternyata begitu banyak antusias masyarakat yang ingin bergabung di dalam wadah VPI ini mulai dari TNI-Polri, ASN, dan NGO yang bergelut dibidang pertanian, pendidikan, kesehatan, dan lainya.
Firmus juga menjelaskan bahwa dalam melakukan konsolidasi awal sempat terjadi kekisruhan soal kepengurusan. Namun akhirnya semua komponen solid dan bahu-membahu sehingga dapat melaksanakan puncak acara pelantikan ini yang dihadiri langsung oleh ketua umum dan jajaran Dewan Pimpinan Nasional.
“Saya mengapresiasi kekompakan seluruh elemen yang masuk dalam wadah VPI Sikka ini. Ini adalah bukti nyata kita untuk membangun Nian tanah Sikka yang kita cintai melalui wadah VPI ini”, Ungkapnya.
Ia berharap jika semua potensi ini digabungkan maka VPI Sikka bisa dijadikan Pilot Projeck untuk VPI seluruh Indonesia. “Misalnya ketika anda ingin belajar pertanian di bidang pertanian atau di bidang administrasi atau pendidikan maka datanglah ke Sikka karena ada orang-orang hebat dibidangnya yang bisa membantu anda, dan kedepanya menjadi harapan kita bersama”, Lanjut Firmus.
Soal Politik, Firmus mengatakan bahwa FPI Sikka mempunyai sikap politik yaitu tegak lurus. Tidak ada embel pro ke warna biru, merah, putih, dll, dan sebagai ketua Ia minta agar semua anggota mempunyai sikap yang sama. Bahwa mendukung pemerintah merupakan kewajiban VPI Sikka tetapi secara diplomasi politik perlu dibangun.
Ketua Dewan Pakar VPI Indonesia Sikka, Dr. Ir. Angelinus Vincentius, M.Si mengharapkan agar kepengurusan VPI Sikka tidak hanya eforia pelantikan dcan setelah itu senyap tetapi harus konsistensi dalam kegiatan- kegiatan selama masa bakti 2021-2022.
Angelinus kemudian menjelaskan tentang tugas dewan pakar yaitu membeckup kepengurusan DPW dengan memberikan pemikiran –pemikiran dan kajian terkait dengan hal-hal strategis baik internal maupun eksternal.
Menurutnya, ada Beberapa hal yang penting dan menjadi kegalauhan banyak pihak yang harus menjadi perhatian kepengurusan yaitu masalah kemiskinan yang menjadi persoalan serius bagi masyarakat NTT, ancaman serius terhadap ideologi Pancasila, Upaya untuk menghilangkan identitas bangsa, pengangguran, kebodohan, keterbelakangan, korupsi, kerusakan lingkungan, utang luar negri, perlakuan pejabat negara yang tidak menunjukan keteladanan, pergeseran nilai, mental instan, hedonisme, suka pada kenikmatan, dan tidak fokus pada mutu.
“Kondisi ini jika dibiarkan maka kita akan mengalami masalah yang besar. Teman-teman DPW lebih cerdas dalam membuat program Penguatan ekonomi, pendidikan, edukatif, sosial ekonomi, dll”, Ungkapnya.
Ketua DPD VPI NTT, Herman Seran, mengatakan bahwa persoalan besar di NTT yaitu kemiskinan sehingga perlu didorong pengembangan dan penguatan ekonomi.
“Masalah ekonomi merupakan masalah bersama. Kita harus fokus di ekonomi karena tanpa ekonomi yang kuat kita akan terus terbelakang. Sikka ini merupakan tempat di mana koperasi berjalan dengan baik dan saya dorong agar Sikka bisa pelopori itu dengan berdasar koperasi”, Ungkapnya.
Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo mengatakan bahwa DPW VPI Sikka mendapatkan keistimewaan dari proses sampai pada eksekusi keputusan untuk mengesahkan kepengurusan sehingga pihaknya hadir dalam pelantikan tersebut.
Handojo lebih lanjut mengatakan bahwa selain ekonomi, sebenarnya potensi Sikka sangat luar biasa karena orang Sikka banyak yang dimanfaatkan di Indonesia. Oleh karena itu, karena Sikka merupakan kantong katolik maka perlu dimanfaatkan pada konstalasi pileg baik di tingkat pusat, provinsi maupun daerah.
Ia menambahkan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan mengadakan wabinner yang berbicara tentang Pancasila dan pendidikan yang salah satunya mengundang ketua Dewan pakar VPI Sikka untuk menjadi pembicara di iternal VPI Indonesia.
“Pada bulan Januari nanti kita akan mengundang Ketua Dewan Pakar VPI Sikka yang juga Rektor Universitas Nusa Nipa, Rektor Universitas Candrawasi, dan Rektor Universitas Pahrayangan. Kita akan berbincang di wabinner tentang Pancasila dan Pendidikan”, Ungkapnya.