SIKKA.spektrum-ntt.com || Akibat kiriman air dari tiga kali besar di wilayah hulu pada setiap musim hujan, menyebabkan banjir besar di wilayah Aebubu dan sekitarnya. Dampak dari banjir ini, puluhan hektar lahan persawah warga hancur.
Pantauan Media ini, Rabu (15/9/2021), hampir semua persawahan warga Dusun Aerbubu dan sekitarnya bersih disapu oleh banjir, sementara itu posisi pemukiman warga terancam karena berdekatan dengan lokasi banjir.
Setiap banjir datang di musim hujan, air terus mengikis dinding kali karena tidak dipasang tanggul penahan atau bronjong. Kondisi ini jika tidak segera diatasi maka rumah warga akan menjadi ancaman. Akibat banjir ini pula, sumur air minum warga menjadi rusak berantakan.
Oskar Gare, warga RT 03/RW 02, Dusun Aebubu, Desa Paga, dihadapan Awak Media (15/9) mengatakan bahwa terjangan banjir di bulan Februari kemarin menyebabkan kondisi persawahan warga rusak parah. Warga menjadi kesulitan karena pekerjaan pokok mereka sabagai petani persawahan menjadi hilang
“Kami menjadi susah pak. Dulu kami jual beras, kini kami beli beras. Sementara penghasilan tetap kami tidak ada. Anak sekolah saja hampir tidak bisa kami biayai. Sementara itu beberapa warga di sini memilih untuk merantau”, Ujar Oskar Gare.
Adrianus Ria Ratu juga menyampaikan hal yang sama. Ia melanjutkan bahwa pada banjir di bulan Januari dan Februari lalu, mereka pernah mengungsi ke lokasi di dataran tinggi dan disaat musim hujan mereka selalu gelish dan takut akan banjir kiriman dari daerah hulu.
Adrianus melanjutkan bahwa total Kepala Keluarga di Dusun Aebubu Desa Paga yakni 312 KK. Setiap musim banjir warga selalu didatangi Pemerintah baik Desa, Kecamatan, maupun Kabupaten untuk melihat secara langsung. Namun sampai saat ini belum ada perhatian secara serius dari Pemerintah terhadap persoalan ini.
“Saat Banjir Waktu itu di bulan Januari dan Februari, Pemerintah mulai dari Desa hingga Bupati Sikka datang melihat langsung kondisi yang terjadi. Ada dua orang anggota DPRD dari sini juga pernah hadir pada waktu itu. Mereka datang hanya lihat saja, karena apa yang menjadi harapan masyarakat belum tercapai”, Ucap Ardianus.Silvester Weto mengatakan bahwa warga Dusun Aebubu hanya meminta Pemerintah untuk memasang tanggul penahan atau bronjongnisasi, karena itu menjadi harapan besar masyarakat. Sehingga disaat banjir datang warga sudah tidak takut dan menjadi nyaman.Ketua BPD mewakili Kepala Desa Paga, Fransiskus laka Roga menyatakan bahwa Desa Paga sudah masuk dalam kategori Desa maju sehingga penekanan pembangunan desa lebih kepada pemberdayaan. Terhadap situasi ini, Ia mengharapkan perhatian semua pihak agar harapan semua warga dapat terealisasi.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Sekertaris Camat Paga, Emanuel Y. Muda, bahwa Ia akan berkomunikasi dengan Bapak Camat sehingga bisa dikomunikasikan kepada Pemerintah Kabupaten Sikka.