Malaka.Spektrum-ntr.com || Rumah Hunian milik Blasius Bouk Nana (48), warga Desa Takarai, Kecamatan Botin Leobele, Kabupaten Malaka dilahap si jago merah. Diduga kebakaran tersebut terjadi oleh karena korsleting listrik atau hubungan arus pendek yang membias dari kabel yang terpasang, pada Minggu (17/12/23).
Hal itu dijelaskan korban kepada media ini, Kamis (21/12/23) bahwa,"awal saya dari Betun datang sekitar jam 07:00, saat itu saya masuk sampai depan rumah listrik sedang tidak menyala (padam) dan kondisi rumah gelap gulita," ucapnya.
Dikatakan Blasius, meskipun rumah dalam keadaan gelap, dirinya berusaha untuk mengamankan motor miliknya di emperan rumah.
"Saat saya berada di depan rumah, mama mantu sempat tanya saya, jangan sampai pulsa su tidak ada (habis)?. Saya bilang pulsa ada. Baru saja isi," ujar dia.
Wanita paruh baya itu mencoba untuk menyampaikan giatnya sebelum kepulangan menantunya Blasius.
"Pulsa ada tapi tadi saya pi kontak, tapi lampu tidak nyala," Blasius mengulangi perkataan menantunya saat dialogsingkat berlangsung di depan rumahnya saat sebelum terjadi kebakaran.
Usai mendengar penjelasan dari ibu kandung istrinya, korban (Blasius) mencoba untuk memastikan kondisi meteran listrik dengan cara mengontak sakelar meteran yang ada dan hasil yang diperoleh, lampu tidak menyala (padam).
"Saya sempat datang kontak MCB yang digandengkan dengan meteran, dan ternyata lampunya tidak menyala. Terakhir saya simpan barang-barang yang saya bawa dari Betun. Setelah mengamankan barang yang saya bawa
Selanjutnya, saya dan keluarga mengecek meter listrik, ternyata MCB meteran ada loncat (off)," urainya.
Ia menjelaskan, saat itu ada seorang teman yang mengarahkannya untuk mengecek tiap-tiap terminal listrik yang terinstal di dalam rumah, ternyata kedapatan salah satu soket penghubung (colokan kabel) yang berada di kamar belakang sedang tersambung pada terminal tersebut dan ia pun melepaskannya.
"Setelah saya lepas colokan yang ada di kamar bagian belakang, saya langsung kontak lampu, dan lampunya langsung nyala, menyala normal seperti biasa. Saya langsung melangkah ke rumahnya mama mantu untuk makan malam," terang Blasius.
Masih dengan penjelasan yang sama, Blasius mengatakan bahwa, setelah selesai makan malam di rumah menantu yang jaraknya hanya 3 meter dari kediamannya, dirinya kembali ke rumahnya dengan tujuan untuk mengganti baju yang sedang ia kenakan saat itu.
"Saat saya keluar dari pintu rumah mama mantu, kira-kira baru 5 (lima) langkah, saya lihat nyala api sudah mencuat diatas atap rumah (seng)," ucap Blas dengan penuh linangan air mata.
Berikut adalah beberapa dokumen penting milik korban yang ikut terbakar, antara lain:
1. Akte Nikah,
2. KTP Suami Istri, Kartu Keluarga
3. Ijazah SD, SMP, SMA milik korban,
4. Ijazah SD dan SMP milik istri korban,
5. Ijazah SD, SMP milik anak Krisensia Elsa Bouk,
6. Ijazah SD milik nak Yohana Windasilfa Bouk,
7. Kartu KIS milik korban, istri dan anak-anak,
8. Dokumen Kepemiluan,
9. Sertifikat Tanah,
10. Dokumen kepemiluan,
Ada pula barang berharga yang ikut terbakar, diantaranya:
1. Kain adat untuk laki-laki sebanyak 2 buah dengan harga jual diperkirakan mencapai 5 juta rupiah,
2. Kain Sarung untuk perempuan sebanyak 8 buah dengan motif yang berbeda dan juga memiliki nilai jual yang berbeda-beda. Ada yang mencapai 5 juta rupiah, ada pula yang dijual dengan harga 3 juta rupiah, sementara yang lainnya bisa dijual dengan harga 500 ribu bahkan hingga 1 juta rupiah.
Dampak dari kebakaran tersebut korban mengalami kerugian mencapai jutaan rupiah, berkas-berkas penting ludes terbakar serta barang penting seisi rumah tak bisa diselamatkan. Kebakaran tersebut disaksikan secara langsung oleh korban dan keluarganya yakni istri dan anak-anaknya, dan disaksikan pula oleh kerabat, tetangga dan keluarga besar dari pihak istri.
Pasca kebakaran tersebut, kedua anak korban, yakni: Krisensia Elsa Bouk (Siswa Kelas IX Budi Mulia 2 Kereana), dan Yohana Windasilfa Bouk (Siswa Kelas VIII SMPN Tualaran) mengalami kendala untuk melangsungkan giat belajar di sekolah. Musibah yang tak diduga itu membawa shock therapy bagi korban sekeluarga. Bantuan dan uluran tangan dari berbagai pihak masih sangat dibutuhkan. (*SN)
Penulis : Elang Timur-85