Pagi itu, halaman SD GMIT SoE II tampak lebih semarak dari biasanya. Senyum anak-anak menyambut peresmian Gedung Aula sekolah—sebuah ruang baru yang diharapkan menjadi tempat tumbuhnya ide, mimpi, dan keberanian berpikir. Di antara para undangan, hadir Simon Petrus Kamlasi, sosok yang dikenal luas sebagai SPK di kalangan masyarakat Nusa Tenggara Timur.
Gedung aula tersebut merupakan bagian dari dukungan SPK terhadap dunia pendidikan. Bagi pria yang kini menjabat sebagai Tenaga Ahli Bidang Lingkungan Hidup sekaligus Koordinator di Kementerian Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia itu, pendidikan bukan sekadar urusan bangunan fisik, tetapi tentang menyiapkan generasi masa depan yang mampu membaca zaman.
“Literasi adalah kunci membangun masa depan,” ujar SPK dalam sambutannya. Menurutnya, literasi bukan hanya soal membaca dan menulis, melainkan kemampuan memahami arah pikiran, mengolah ide, dan membentuk karakter generasi muda. Dari sanalah kualitas sebuah bangsa ditentukan.
Di era digital seperti sekarang, SPK menilai anak-anak memiliki peluang yang jauh lebih besar untuk mengekspresikan gagasan secara cepat, terbuka, dan kompetitif. Namun peluang itu, kata dia, harus diimbangi dengan ruang-ruang literasi yang memadai. Sekolah, termasuk SD GMIT SoE II, memiliki peran strategis dalam membentuk anak-anak agar tumbuh menjadi pribadi yang kritis, kreatif, dan berani bermimpi.
Ia berharap, apa yang dilakukan hari ini tidak berhenti pada satu sekolah saja. Peresmian aula ini diharapkan menjadi contoh sekaligus inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Timor Tengah Selatan. “Dengan niat baik, komunikasi yang tulus, dan kolaborasi, perubahan nyata bisa diwujudkan,” ujarnya.
Dari sebuah aula sederhana, SPK menanam harapan besar: lahirnya generasi TTS yang melek literasi, siap bersaing, dan tetap berpijak pada nilai-nilai kemanusiaan. Sebab, masa depan memang selalu dimulai dari ruang-ruang kecil yang diberi makna.
Advetorial ini di Tayang oleh : spektrum-ntt.com, Minggu, 14 Desember 2025
Penulis : Arif Bait