LUMAJANG. spektrum-ntt.com || Sejak kejadian erupsi Gunung Semeru di hari Sabtu, 4 Desember 2021 lalu, telah tercatat 34 korban jiwa, 22 orang masih hilang, 169 luka berat dan ringan, dan sekitar 4.250 orang mengungsi.
Merespons bencana besar ini, Advent Respons Cepat (ARC) langsung melakukan koordinasi dengan Rotary Club, RS Advent Bandung, RS Advent Bandar Lampung dan GMAHK Konferens Jawa Timur untuk mengirim tim relawan dan tim medis ke lokasi bencana. Kegiatan tanggap bencana ini turut didukung oleh komunitas Happy Lotus dan PT Indo Tambahraya Megah.
Tiga dokter dan 6 paramedis turun membantu para penyintas yang sakit yang saat ini berada di pos-pos pengungsian dan yg berada di rumah2 penduduk. Total dengan relawan ada 29 orang.
Tim relawan dan tim medis yang berangkat bersama-sama dari Jakarta, sampai di Lumajang dan bergabung dengan tim Pemuda Advent Gabungan Malang yang telah menyiapkan berbagai logistik untuk para penyintas bencana. ARC Indonesia membuka Posko Relawan di SDN 01 Candipuro, Kabupaten Lumajang. Tim relawan juga mengunjungi desa Penanggal yang 'hilang' tertutup abu vulkanik Semeru dengan tinggi abu mencapai atap rumah penduduk. 10 pemuda turun langsung ke lapangan.
Tim medis dibagi ke 3 lokasi, yaitu posko medis di SD Desa Penanggal, di Gunung Sawur, dan di posko Desa Penanggal. Banyak penduduk yang terluka akibat berlari ketika menghindari debu vulkanik. Terdapat 2 orang yang terjatuh tapi sebelumnya belum mendapatkan perawatan khusus karena tidak ada biaya berobat, kemudian dibantu pengecekan luka penduduk oleh tim medis RS Advent Bandung dan Bandar Lampung.
Tidak hanya itu, anak-anak penyintas juga mendapatkan sesi pendampingan psikososial dengan bernyanyi dan mendapatkan goodybag.
Ibu Susilowati dari desa Gunung Sawur menceritakan sedang berada di kegiatan keagamaan di dusun Seket ketika gunung Semeru meletus. Para tetangga langsung memperingati satu sama lainnya, dan Ibu Susilowati langsung panik dan pergi ke arah jembatan. Tapi karena teringat akan anak dan suaminya di rumah, Ibu Susilowati kembali ke rumah dahulu, berkumpul dan cari tempat pengungsian di desa Candipuro.
Seorang bapak dari desa Curah Kobokan juga menceritakan kepada ARC Indonesia, bahwa ia sedang berada di rumah sendiri pada siang hari yang terang, tidak ada tanda-tanda apa-apa, tidak ada suara letusan gunung, tetapi tiba-tiba abu vulkanik meluncur dengan suara gemuruh ke desanya. "Rumah saya habis, saya tidak punya rumah. Ambil sendal juga tidak sempat," kisahnya. Desanya sekarang disebutkan sebagai Desa yang Hilang.
Untuk meringankan beban para penyintas bencana, ARC Indonesia bersama dengan tim lokal GMAHK Konferens Jawa Timur
melengkapi perlengkapan keseharian di shelter pengungsian, seperti sabun mandi, odol, sampo, baju dalam, dan pembalut wanita.
Saat ini, posko ARC Indonesia bersama Rotary Club, RS Advent Bandung, RS Advent Bandar Lampung dan GMAHK Konferens Jawa Timur berada di Balai Desa Pasirian.
Jika Anda ingin turut berpartisipasi dalam misi kemanusiaan di Lumajang, ARC Indonesia menerima bantuan donasi ke rekening Bank Mandiri 121 000 980 3176, a/n Yayasan Pelayanan Masyarakat Indonesia, dan mengirimkan konfirmasi ke 081319807997.