Belu. Spwktrum-ntt.com || Sebanyak 50 orang model cantik menjadi santapan lensa kamera puluhan fotografer dalam kegiatan PhotoShoot Keriting NTT.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Kampung Adat Nualain, Kecamatan Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Acara bergengsi ini digelar terhitung sejak Jumat, 07 s/d Minggu 09 Oktober 2022 di sekitar komplek rumah adat Nualain.
Para model ini ikut menampilkan ragam model busana daerah bermotif tenun ikat asli dari 22 Kabupaten di NTT pada ajang Pemotretan Keriting NTT 2022 . Busana - busana daerah yang ditampilkan merupakan karya emas para desainer asal NTT.
Photoshoot hunting atau berburu foto ini adalah kegiatan yang diadakan pertama kali oleh Team Keriting NTT di bawah Penggagas, Yohanes Luan Atti, Beby Kale Lena dan Anina Taboy.
Terletak di antara bebatuan kampung Adat Nualain menambah semangat untuk melakukan pemotretan, dimana para peserta mendapat pengalaman lebih banyak lagi karena dipandu langsung oleh fotografer profesional, asal Kabupaten Belu, Yohanes Luan Atti.
Di tengah kesibukan, salah satu Penggagas ide untuk bersama Fotografer Profesional, Yohanes Luan Atti ketika diminta untuk mengaku tertarik dengan Konsep tentang budaya, Konsep tentang Kariting dengan tujuan mengangkat kembali isu-isu budaya, juga mengembalikan perempuan Indonesia Timur pada umumnya.
Sambungnya, dirinya memiliki keinginan besar untuk mengangkat isu-isu budaya-budaya di NTT, tanpa memandang suku budaya apapun, "Mengingat di NTT sendiri, belum seperti provinsi lain yang mengangkat kembali budaya pariwisatanya.
"Melihat dinamika yang ada, kemudian memutuskan bersama kedua orang penggagas ide untuk melakukan kegiatan ini, dengan melibatkan seluruh perempuan melingkar di NTT, hingga akhirnya mendapat respons yang luar biasa. Terbukti dengan hadirnya 50-an Model dari daerah, Fotografer, videografer juga kontes kreator," tulisnya.
Kegiatan Pemotretan Keriting NTT ini, kata Yohanes, bukan sekedar foto-foto tetapi dimulai dengan mendudukkan paradigma untuk berpartisipasi mendukung kembali budaya di NTT dalam semangat persaudaraan dan persatuan. Lalu Kabupaten Belu dengan berkiblat pada nilai-nilai keutamaan Budaya di Belu, sehingga aktualisasi atau perwujudan nyata dari kegiatan-kegiatan seperti ini akan turut membawa NTT lebih sejahtera dan mendasarkan pada keunikan dan karakteristik.
Yohanes menjelaskan, salah satu provinsi di Indonesia, Nusa Tenggara Timur tidak menyimpan keindahan alam, namun juga memiliki keragaman budaya yang tidak kalah menarik untuk menarik. Provinsi yang terkenal dengan Pulau Komodo ini memiliki budaya mulai dari tradisi kuliner, upacara adat, kesenian, sampai dengan kebahasaan.
Perempuan berambut Keriting di NTT khususnya, sejatinya adalah perempuan yang berwajah santun, ramah, damai dan respek pada harkat kemanusiaan dirinya maupun orang lain, sesamanya yang lain. manusia, memperlakukan satu sama lain dalam cinta kasih dan kasih sayang yang menumbuhkan dan mengembangkan energi positif berupa kepercayaan dan persaudaraan sejati satu sama lain secara adil, jujur ??dan adil," pungkasnya.
Hal senada disampaikan salah satu penggagas ide asal kabupaten Belu, Anina Taboy bahwa, Indonesia sendiri khususnya NTT adalah salah satu Provinsi multikultural dan heterogen yang berada didalamnya berbagai macam suku bangsa, agama, adat istiadat, golongan, etnisitas dan ras. Perempuan-perempuan NTT tidak hanya terlahir dengan kulit putih, tetapi ada juga yang terlahir dengan kulit hitam, keriting.
"Tanpa menyangkal, standar kecantikan selalu menjadi momok yang mendegradasi jati diri dan menggerus rasa percaya diri perempuan. Tidak sedikit menilai dirinya tidak cantik karena berkulit gelap atau Keriting. Tidak sedikit menilai dirinya jelek karena memiliki rambut ikal dan keriting," tohoknya.
Menurutnya, sepatutnya kita baik perempuan maupun laki-laki, merasa sedih masih banyak perempuan yang belum bisa berdamai dengan diri mereka sendiri, dan sepatutnya kita juga marah terhadap stigma-stigma menjatuhkan yang tak kunjung hilang dari kehidupan.
"Oleh karena itu, perlu adanya batas tegas yang menggarisbawahi bahwa cantik tidak harus putih. Cantik tidak harus kurus. Cantik tidak harus langsing. Cantik tidak harus memiliki rambut lurus. Cantik tidak harus berhidung mancung. Semua perempuan cantik bisa nyaman dengan diri mereka sendiri. sendiri,” pungkasnya.
Terakhir, sebuah pesan terbuka untuk teman-teman wanita berambut keriting di luar sana, kamu cantik dengan segala sesuatu yang ada di tubuhmu. Jangan lupa diri Anda sendiri dan ketahuilah, kamu semua adalah wanita hebat dan berharga berharga. Sayangilah dirimu dan identitasmu sebagai perempuan dengan cara membuktikan bahwa standar kecantikan benar.
Diakhir wawancara Anina mengaku tertarik dengan kata-kata dari Najwa Shihab yang mengatakan bahwa, kecantikan itu bukan hanya kata benda, kecantikan juga kata kerja. Seseorang menjadi cantik karena tindakannya, karena perbuatannya, karena aktivitasnya, barangsiapa yang berbuat baik kepada sesama, mampu menggerakan untuk melakukan hal-hal baik, dapat mengubah kerja-kerja konkrit, ia mengubah dan menggubah itulah indah-cantiknya perempuan.
Artinya bahwa perempuan cantik bukan hanya dinilai dari fisiknya saja, namun bagaimana ia bisa percaya diri dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Bagaimana ia bisa bermimpi dan memiliki empati, sebagai tambahan.
berharap kedepannya para perempuan tidak lagi didikte oleh standar kecantikan yang tidak memanusiakan manusia. kalian semua cantik tidak peduli apapun warna kulit kalian entah itu hitam atau putih, peduli rambut kalian atau lurus, peduli kalian gendut atau kurus. Karena pada akhirnya kecantikan itu adalah tentang persepsi, dengan percaya diri maka orang akan melihat cantik berdasarkan versi kita. Oleh karena itu temukanlah definisi cantik mu sendiri, tutupnya.
(**/ Tim