SIKKA.spektrum-ntt.com || Sejak peluncuran pada bulan April 2021 lalu, PT. Garam Pintar Asia ysng merupakan anak perusahan dari KSP Kopdit Pintu Air memfokuskan pada industri pengelolaan Garam Konsumsi.
Dari produksi pertama sampai saat ini, PT. Pintar Garam Asia baru mampu memproduksi kurang lebih 36 ton, yang berdasarkan kalkulasi memang belum menjawab kebutuhan pasar Sikka itu sendiri.
“Kuota produksi saat ini itu kurang lebih 36 ton di rentan waktu 6 bulan. sehingga belum menjawab kebutuhan akan Garam untuk masyarakat Sikka”, Ungkap Manajer Garam Pintar Asia, Ignatius Fabianus Nong, Kamis (28/10/2021).
Menurutnya, ada dua kendala yang dihadapi yakni pasokan bahan baku dan pemanfaatan teknologi tepat Guna.
Untuk teknologi, pihaknya masih menggunakan teknologi yang dihadirkan oleh Pemerintah Provinsi di tahun 2014, sehingga memang target produksinya belum bisa melampaui harapan, karena itu harus di upgrate teknologinya sehingga target produksinya bisa melampaui.
Ignatius mengatakan bahwa berdasarkan kalkulasi, kebutuhan Sikka akan garam sekitar 36 ton per bulan, sehingga belum bisa menjawab Pasar Sikka. Sementara tantangan yang lain juga menjamur dengan hadirnya garam merek lain.
Terhadap kondisi ini, kedepan, pihaknya akan melibatkan seluruh komponen yakni Pemerintah, komponen masyarakat pesisir, Pihak kesuskupan dan pihak lainya.
“Pemerintah, selama ini koordinasi cukup intens karena ini produk lokal yang berkaitan dengan tagline ‘Bela Beli Sikka’. Pemerintah harus mendukung. Tidak bisa, kami sudah mulai, kami sudah menciptakan tapi membiarkan kami sendiri. Sehingga, Pa Bupati Sikka lewat surat himbauannya menyampaikan kepada Dinas Perdagangan dilanjutkan seluruh Toko-Toko dan Swalayan. Dampaknya garam pintu air sudah berada di sana. Sehingga di titik ini masyarakat bisa mengakses Garam Pintu air”, Lanjut Ignatius.
Ia melanjutkan bahwa dalam upaya pengembangan di sisi hulu, pihaknya juga menggandeng Deprindak Provinsi melalui melalui program bantuan pengembangan industri ladang garam dengan teknologi Geomembran tahun 2022, dan pilot project baru di Tanjung Darat seluas 1 hektar.Hal ini dilakukan sebagai upaya pengenalan teknologi, dan juga mendukung peningkatan bahan baku. Selain itu juga pihaknya berkoordinasi dengan Pemerintah Desa dalam hal ini Bumdes sebagai pelaku ekonomi Desa.Terakhir, Ia mengatakan bahwa usaha ini dilakukan agar bisa berdampak baik bagi progress dan kemajuan usaha Garam Pintar asia ini. Ia berharap agar kedepan kerja gotong royong menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjuangan dan semoga bisa saling mendukung.